KPK Belum Putuskan iPod Nurhadi
Ikatan Hakim Indonesia cabang MA bertemu Wakil Ketua KPK Zulkarnain dan Direktur Gratifikasi, Kamis (20/3/2014).
Penulis: Edwin Firdaus
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ikatan Hakim Indonesia (IKAHI) cabang Mahkamah Agung (MA) bertemu Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Zulkarnain dan Direktur Gratifikasi, Kamis (20/3/2014).
Pertemuan dilakukan untuk mengklarifikasi dugaan gratifikasi terkait suvenir iPod Shuffle yang diberikan dari resepsi pernikahan anak Sekretaris Mahkamah Agung Nurhadi.
Ketua IKAHI cabang MA Gayus Lumbuun menyatakan, KPK akan memberikan penilaian apakah pemberian itu tergolong gratifikasi atau bukan. IKAHI, kata dia, akan menyiapkan surat laporan.
"Kami akan menyiapkan surat laporan dari IKAHI cabang MA, karena penerima iPod sebagian besar hakim di MA, hakim agung, dan hakim yang ditugaskan di lingkungan MA," kata Gayus usai melakukan pertemuan di KPK, Jakarta, Kamis (20/3/2014).
"Kami akan rapat satu dua hari ini, dan kemudian akan membuat pelaporan secara kolektif. Dari situ, KPK akan memutuskan dan menentukan apakah iPod ini dilarang atau wajar," imbuhnya.
Gayus mengaku pihaknya menyerahkan contoh iPod kepada KPK. Sehingga, lembaga antikorupsi bisa menilai apakah pemberian iPod tergolong gratifikasi atau bukan.
"Belum ada keputusan KPK untuk menilai, tadi kami menyerahkan contoh iPod yang akan dinilai, yang kami tinggalkan sebagai titipan atau sebagai pinjaman," jelas Gayus.
IKAHI menolak menyerahkan iPod ke KPK saat ini. Sebab, mereka menilai bahwa pemberian itu tidak tergolong gratifikasi.
"Menurut hitungan kami, data-data yang kami miliki di bawah Rp 500 (ribu), jadi kami berpandangan ini bukan gratifikasi yang dilarang," papar Gayus.
Diberitakan sebelumnya, dalam resepsi yang dihadiri banyak pejabat teras Indonesia, Nurhadi membagikan pemutar musik iPod Shuffle seharga Rp 700 ribu, sebagai suvenir buat 2.500 undangan. Diperkirakan, Rp 1,7 miliar dialokasikan Nurhadi dan keluarga untuk bagi-bagi suvenir yang kebanyakan diterima pejabat.
Sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu II dan kalangan pejabat tinggi negara, menghadiri acara tersebut. Bahkan, resepsi itu dihadiri Wakil Presiden Boediono. Bos MNC Group sekaligus calon wakil presiden dari Partai Hanura, Hary Tanoesoedibjo, juga hadir pada acara tersebut. (*)