Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mengisi Waktu di Pengungsian Dengan Berjualan Roti

Sempat didera rasa stress, namun ia sadar bahwa kehidupan ini harus berlanjut, seberat apapun ujian yang Allah berikan.

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Sugiyarto
zoom-in Mengisi Waktu di Pengungsian Dengan Berjualan Roti
tribunnews.com
Di pojok di depan Masjid Agung Kabanjahe, Ny Mulyati (44) sibuk melayani pembeli dagangannya. Maklum saja tidak banyak yang berjualan di sana. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di pojok di depan Masjid Agung Kabanjahe, Ny Mulyati (44) sibuk melayani pembeli dagangannya. Maklum saja tidak banyak yang berjualan di sana. Masjid Agung Kabanjahe ini adalah satu dari 11 lokasi di Kabupaten Kabanjahe yang masih menjadi tempat penampungan bagi 11 ribu pengungsi bencana erupsi gunung Sinabung.

Praktis hampir enam bulan, Ny Mulyati tinggal di lantai bawah Masjid Agung Kabanjahe bersama 431 orang pengungsi lainnya. Ditemani lima orang anaknya, ia menghabiskan waktunya di sekitar areal masjid. Ia sebelumnya tinggal di desa Berastepu, Kecamatan Simpang Empat yang berjarak 4 km dari gunung Sinabung.

Ia mengaku bosan tinggal di tempat tersebut. Celakanya, belum ada kejelasan mengenai relokasi. Terkadang rindu kesibukan dulu sebelum Sinabung meletus yakni pergi pagi menjelang siang baru pulang.

Sempat didera rasa stress, namun ia sadar bahwa kehidupan ini harus berlanjut, seberat apapun ujian yang Allah berikan.

Kegundahan hatinya ditangkap Johson Tanjung selaku pengurus BKM Masjid Agung Kabanjahe. Perempuan itu akhirnya bertemu lembaga sosial, termasuk lembaga kemanusiaan nasional PKPU. Ya, Ny Mulyati mendapatkan kesempatan mengikuti program pemberdayaan.

Program ini melatih ibu-ibu pengungsi dengan keterampilan membuat kue. Kesibukan belajar membuat kue ini ternyata bisa menjadi hiburan keseharian untuk mereka.

Tak cukup puas dengan hanya punya keterampilan membuat kue, Ny Mulyati bersama lima orang ibu lainnya memberanikan diri menjual kue-kue itu kepada para tamu yang mengunjungi Posko Pengungsian Masjid Agung Kabanjahe.

"Alhamdulillah, sekarang setiap harinya lumayan banyak toples-toples itu terjual dengan laris. Memang baru kue nastar dan peyek kacang saja yang baru mereka bisa jual, tapi lumayan memberikan penghasilan buat mereka, setelah 6 bulan ini tidak berpenghasilan sama sekali," kata Mulyati, Senin (31/3/2014).

Sambil menunggu informasi relokasi, dia berharap masih bisa jualan kue di masjid ini. Bahkan, ia berhatap bisa meningkatkan usahanya.

Ia merasakan uang yang diterima sekarang lebih manis rasanya semanis kue nastar yang dijualnya. Meski ada bencana Sinabung yang menghabiskan ladangnya itu, ia bersyukur masih bisa mandiri tidak tergantung belas kasihan orang lain untuk menjalin kehidupan selanjutnya.

Ferry Suranto, Health Environment Network (HEN) Manager PKPU menyatakan, program pemberdayaan wanita di pengungsian sangat penting. Program ini positif untuk menghilangkan kejenuhan.

"Program pemberdayaan wanita ini tambahan dari program bantuan charity seperti air bersih, sembako, selimut," katanya. (Eko Sutriyanto)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas