Islah Bukan Untuk Singkirkan Gerindra
SDA dikembalikan kewenangannya sebagai ketua umum, dan kader yang dicopot mau pun dipecat dikembalikan statusnya
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR --- Islah atau damai yang dilakukan antara Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembanguanan (DPP) Suryadharma Ali (SDA), dengan pihak yang menentangnya, membuat PPP kembali ke titik nol. SDA dikembalikan kewenangannya sebagai ketua umum, dan kader-kader yang dicopot mau pun dipecat dikembalikan statusnya.
Walau pun demikian, dukungan terhadap pencapresan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto yang diumumkan SDA pada Jumat lalu (18/4), tetap dianggap dukungan pribadi, dan bukan lah dukungan dari partai berlambang Ka'bah itu. PPP tetap dianggap belum berkoalisi dengan suatu partai.
Wakil Ketua Umum DPP PPP, Suharso Manoarfa kepada wartawan di lokasi Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) di Hotel Seruni III, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mengatakan PPP tidak berniat menyingkirkan Partai Gerindra, dan dukungan yang diumumkan SDA tidak sesuai dengan peraturan internal partai.
"Tidak benar itu kalau ada anggapan bahwa islah ini adalah misi penyelamatan Ketua Umum dari Gerindra. Seakan-akan harus dengan jalan islah ini dukungan ke Pak Prabowo dianulir," katanya.
Di PPP penentuan koalisi harus dilakukan melalui mekanisme Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas), yang baru akan digelar PPP pada Mei mendatang. Nama-nama yang diajukan adalah hasil kesepakatan Majelis Musyawarah Partai.
Suharso lebih lanjut mengatakan bahwa walau pun dukungan sudah dianulir, PPP masih terus menjalin hubungan baik dengan Partai Gerindra.
Hingga kini PPP kata dia masih terbuka untuk berkoalisi dengan semua partai, mulai dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Golkar, Partai Gerindra hingga berkoalisi dengan Partai Demokrat.