Tunggak Bayaran, Anak Sopir Angkot Terancam Gagal UN
Tunggakannya pun macam-macam. Mulai uang sekolah, uang buku, dan uang ulangan.
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COm, JAKARTA - Ujian Nasional (UN) SMP tinggal empat hari lagi. Namun, Bahrum (58) masih bingung. Maklum, dia masih menunggak berbagai pembayaran di tempat anaknya sekolah.
Bahrum berutang Rp3 Juta ke sekolah anaknya. Dia punya dua anak yang sekolah di sekolah swasta di Joharbaru, Jakarta Pusat. Tunggakannya pun macam-macam. Mulai uang sekolah, uang buku, dan uang ulangan.
Sepekan lalu, kata Bahrum, kepala sekolah memanggil dirinya. Apabila uang itu tak lunas, anaknya tak dapat ijazah. Fotokopi ijazah pun tak akan diberikan. "Wah pusing saya jadinya," kata Bahrum.
Terang saja pusing, sehari-hari Bahrum bekerja sebagai sopir tembak angkot M-46 jurusan Pulogadung-Senen. Siang hari beberapa waktu lalu saja Bahrum masih duduk di Pangkalan Ojek Jotet, Joharbaru, Jakarta Pusat. Dia menunggu sopir angkot yang meminta jasanya.
Tapi sampai pukul 13.00 belum ada yang datang kepadanya. "Kalau jam 15.00 tak ada juga saya pulang saja," kata Bahrum. Menurut Bahrum, biasanya dia baru dapat penghasilan Rp 100.000 apabila mulai menarik angkutan umum pukul 13.00. Lewat dari itu yang Ia dapat makin sedikit.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.