Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Penjaga Pemandian Air Panas Lio Santa Hidup Berdua Istri Diterangi Lilin

Dari rumahnya cukup menyusur jalan beraspal sekitar tiga kilometer di wilayah Citamiang, Kota Sukabumi

Penulis: Adi Suhendi
zoom-in Penjaga Pemandian Air Panas Lio Santa Hidup Berdua Istri Diterangi Lilin
TRIBUNNEWS.COm/Adi Suhendi
Tempat pemandian air panas Lio Santa, Sukabumi, Jawa Barat. Lokasi eksekusi Emon 

"Awalnya saya tidak tahu, kemudian saya tegur. Ia mengaku orang Lio," kata Adang, Rabu(7/5/2014).

Ia tidak pernah curiga melihat gerak gerik Emon yang kerap berdiri di depan gerbang. Dikatakannya memang banyak anak yang sering mandi di tempat tersebut. Bahkan Emon pun pernah terlihat mandi bersama anak-anak. Tetapi tidak sedikit pun berpikir akan terjadi peristiwa sodomi. "Kalau tahu akan begini, tentu saya sudah usir dan dilaporkan ke polisi," ucapnya.

Terakhir Adang melihat Emon Rabu (30/4/2014). Emon terlihat berdiri seperti biasanya dan sempat ditegur dirinya. Setelah itu, ia tidak melihat lagi Emon sampai akhirnya ramai diberitakan Emon ditangkap polisi.

"Tahunya pas Jumat (2/5/2014) ramai berita seperti ini," katanya.
============================================

Bermodal Lilin Terangi Kegelapan

TRIBUNNEWS.COM, SUKABUMI - Saat penangkapan Emon, penjaga pemandian air panas Lio Santa Sukabumi, Adang baru pulih setelah menjalani operasi prostat. Adang pun saat itu diminta datang ke Mapolres Sukabumi Kota guna diambil keterangannya sebagai saksi.

Sayani sang istri mengatakan pagi itu suaminya hanya baru menenggak segelas kopi. Ia khawatir dengan kesehatan suaminya yang baru menjalani operasi.

Berita Rekomendasi

"Takut terjadi apa-apa saya sama bapak, soalnya baru minum segelas kopi saja dari rumah," ucap Sayani, Rabu(7/5/2014).

Setelah penangkapan Emon, kegelisahan menyelimuti pasangan suami istri tersebut. "Sampai tidak enak makan dan tidak enak tidur. Memang gara-gara ini nama Sukabumi jadi tercoreng," ujar Adang.

Kepada Tribun, Sayani mengaku bila sejak Agustus 2013 lalu dirinya bersama suaminya hidup dalam kegelapan saat malam tiba. Meskipun sudah masuk listrik, tetapi rumah tersebut tidak diberi fasilitas aliran listrik lagi sehingga setiap hari pasangan suami istri tersebut harus bermodal Rp 5000 untuk menerangi rumahnya.

Akibat memakai lilin, nyaris rumah tersebut terbakar. Saat itu Adang sedang sakit tidur di karpet. Entah bagaimana tiba-tiba api melalap karpet yang ditidurinya.

"Tangan saya pun terkena air panas, karena gelap saat itu dan bapak ingin air panas. Tidak kelihatan," ungkapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas