TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Suryadharma Ali mengaku sudah menyerahkan surat pengunduran dirinya kepada presiden republik selaku Menteri Agama.

"Pada hari ini saya sudah kirim surat ke bapak presiden. Mungkin bapak presiden sedang mempertimbangkan," kata Suryadharma Ali saat ditemui di kediamannya Jalan Jaya Mandala VII, Menteng Dalam, Jakarta Selatan, Rabu (28/5/2014).

Surat yang berisi pengembalian wewenangnya selaku menteri kepada presiden tersebut dikirim pria yang akrab dipanggil SDA tersebut melalui Menteri Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi.

"(Isi surat) intinya penyerahan kembali amanat yang telah diberikan bapak presiden kepada saya selaku menteri agama. itu intinya," ungkapnya.

Setelah ditetapkan sebagai tersangka, SDA memang lebih banyak diam di rumah pribadinya. Ia mengaku sibuk menerima tamu yang memberikan dukungan moril kepadanya atas status yang diberikan Komisi Pemberantasan Korupsi.

"Saya di rumah saja sambil melakukan konsolidasi," ujarnya.

Sementara informasi yang dihimpun tribun, memang selama menjabat sebagai Menteri Agama, Suryadharma tidak pernah menyimpan barang-barang pribadi yang penting di kantor. Ia hanya menyimpan pakaian ganti saja di kantornya sehingga tidak ada angkut-angkut barang dari kantor ke kediaman pribadinya.

Meskipun sudah mengajukan surat pengunduran diri, tapi kendaraan dinasnya masih terparkir di kediaman pribadinya. Begitu juga motor dan mobil pengawalnya.

Setelah menyerahkan surat kepada Sudi Silalahi, Suryadharma pun mengaku tidak akan mengikuti acara isra miraj yang dilakukan di istana Bogor, Jawa Barat bersama presiden. "Saya kan sudah mundur, jadi saya tidak ke sana," katanya.

Setelah menjadi tersangka, memang tidak pernah lagi ada agenda yang diketahui para penjaganya. Termasuk saat SDA keluar rumah seusai menerima Hamzah Haz dikediamannya serta memberikan keterangan kepada wartawan, tidak diketahui ia akan berangkat ke mana. Catatan wartawan, sejak hari kemarin SDA memang tidak keluar rumah. Ia baru keluar rumah Rabu (28/5/2014) sore menggunakan mobil pribadinya.