Jerinx "Superman Is Dead" Risau Kebhinekaan Terancam
Alasan menyuarakan ini bukan karena disengaja tapi karena terlahir untuk melawan penyeragaman, kita besar dalam lingkup di Bali
Jakarta - Vokalis grup band "Superman Is Dead," Jerinx risau atas ancaman kebhinekaan. Perhelatan pemilihan presiden 2014 membuat masyarakat terpecah belah. Dalam kicauannya melalui akun @JRX_SID di twitter, Kamis, 12 Juni 2014, Jerinx yang bernama asli I Gede Ari Astina itu menuliskan kegelisahannya seperti ini:
- “Dijajah asing? Kita masih bisa melawan jika bersatu. Tapi kalau perang saudara, gak ada yg bisa kita lakukan tuk lawan penjajah. #Bhineka”
- Saya lebih memilih kita bersatu melawan penjajah asing daripada kita tercerai berai dijajah fanatisme sempit berkedok agama. #Bhineka
Bukan kali ini saja Jerinx bersuara soal keberagaman. Dalam sebuah perhelatan konser musik #BedaIsMe, Jerinx juga menyatakan kalau kita semua besar di lingkungan yang mendukung keberagaman.
"Sekarang kita lihat banyaknya informasi yang ada di media lebih banyak. Kenapa kita tanggap, kita merasa ini sudah tidak sesuai dengan sesuatu yang ideal terhadap sebuah bangsa yang majemuk. Alasan menyuarakan ini bukan karena disengaja tapi karena terlahir untuk melawan penyeragaman, kita besar dalam lingkup di Bali yang sempit itu untuk mencoba menghargai manusia tanpa melihat agama, tanpa melihat cara dia beragama," tutur Jerinx penggebuk drum "Superman Is Dead" itu suatu kali di Malam Puncak #BedaIsMe di kawasan Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
"Kita besar di lingkungan yang mendukung keberagaman. Dan kalau kita menyerah pada kekerasan yang mengatasnamakan agama itu berarti kita sudah tidak menghargai diri kita sendiri juga," pungkas Jerinx. (skj) (Advertorial)