Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jerinx "Superman Is Dead" Risau Kebhinekaan Terancam

Alasan menyuarakan ini bukan karena disengaja tapi karena terlahir untuk melawan penyeragaman, kita besar dalam lingkup di Bali

zoom-in Jerinx
TRIBUNNEWS.COM/DANY PERMANA
Drummer Superman Is Dead, Jrx, membawa sepedanya ke atas panggung dalam acara LA Lights IndieFest 2011, di Senayan, Jakarta, Sabtu (9/7/2011). Band beraliran punk rock asal Bali yang juga digawangi oleh Eka Rock (bass) dan Bobby Kool (vokal/gitar) tersebut menjadi pengisi acara LA Lights IndieFest 2011 bersama Spin Doctor (Amerika Serikat), Boyce Avenue (Puerto Rico), The Groove, Saint Locco, The SIGIT, Barry Likumahua Project, dan Gugun and Blues Shelter. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA) 

Jakarta - Vokalis grup band "Superman Is Dead," Jerinx risau atas ancaman kebhinekaan. Perhelatan pemilihan presiden 2014 membuat masyarakat terpecah belah. Dalam kicauannya melalui akun @JRX_SID di twitter, Kamis, 12 Juni 2014,  Jerinx yang bernama asli I Gede Ari Astina itu menuliskan kegelisahannya seperti ini:

  • “Dijajah asing? Kita masih bisa melawan jika bersatu. Tapi kalau perang saudara, gak ada yg bisa kita lakukan tuk lawan penjajah. #Bhineka”
  • Saya lebih memilih kita bersatu melawan penjajah asing daripada kita tercerai berai dijajah fanatisme sempit berkedok agama. #Bhineka

Bukan kali ini saja Jerinx bersuara soal keberagaman. Dalam sebuah perhelatan konser musik #BedaIsMe, Jerinx juga menyatakan kalau kita semua besar di lingkungan yang mendukung keberagaman. 

"Sekarang kita lihat banyaknya informasi yang ada di media lebih banyak. Kenapa kita tanggap, kita merasa ini sudah tidak sesuai dengan sesuatu yang ideal terhadap sebuah bangsa yang majemuk. Alasan menyuarakan ini bukan karena disengaja tapi karena terlahir untuk melawan penyeragaman, kita besar dalam lingkup di Bali yang sempit itu untuk mencoba menghargai manusia tanpa melihat agama, tanpa melihat cara dia beragama," tutur Jerinx penggebuk drum  "Superman Is Dead" itu suatu kali di Malam Puncak #BedaIsMe di kawasan Taman Ismail Marzuki, Jakarta.

"Kita besar di lingkungan yang mendukung keberagaman. Dan kalau kita menyerah pada kekerasan yang mengatasnamakan agama itu berarti kita sudah tidak menghargai diri kita sendiri juga," pungkas Jerinx. (skj) (Advertorial)

Admin: Sponsored Content
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas