Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Curah Hujan Tinggi Picu Berkurangnya Air Bersih

Tingginya curah hujan tidak hanya menyebabkan peningkatan frekwensi banjir tetapi juga menyebabkan berkurangnya air bersih

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Curah Hujan Tinggi Picu Berkurangnya Air Bersih
Tribunnews/JEPRIMA
Para ibu-ibu mencuci pakaian dipinggiran kali Cisadane di Kawasan Tanggerang, Banten, Kamis (23/1/2014). Mereka memilih mencuci pakaian di kali untuk menghemat air bersih dirumah, Sebab air tersebut mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. (Tribunnews/Jeprima) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tingginya curah hujan tidak hanya menyebabkan peningkatan frekwensi banjir tetapi juga menyebabkan berkurangnya air bersih.

"Analisa historis memperhatikan bahwa pola dan kuantitas curah hujan yang tidak teratur merupakan konsekwensi perubahaan iklim," kata pakar lingkungan dan Ecosystem Services Specialis at World Agroforestry Centre, Beria Leimona di Jakarta belum lama ini.

Celakanya, saat ini akibat  keterbatasan teknologi dan alat  untuk mendeteksi perubahaan pola hujan dan iklim global menyebabkan perubahaan iklim global belum bisa diprediksi tepat.

Terkait kelestarian lingkungan, ia berpandangan merupakan kumpulan tiga aspek yakni opini publik secara umum berdasarkan persepsi, kearifan lokal yang berasal dari sejarah dan pengalaman panjang untuk kelangsungan hidup dan  kajian dan pemodelan berdasarkan analisis pola dan proses ilmiah.

"Kombinasi tidak seimbang dari ketiga aspek tersebut sering kali menghasilkan kebijakan yang tidak akurat dalam pelestarian lingkungan," katanya.

Ia mencontohkan  persepsi bahwa semua masalah DAS (daerah aliran sungai) dapat diselesaikan dengan penanaman pohon tanpa mengkaji lebih lanjut akar permasalahan.

"Dalam menjaga kelestarian air, pengambil keputusan perlu mempertimbangkan akar permasalahan di berbagai skala mikro, meso dan makro serta memperhatikan persepsi, opini dan pengetahuan masyarakat," katanya.

Di tingkat lokal, pengambilan data dan analisis sering kali diabaikan karena dianggap terlalu rumit, kontekstual dan kurang representatif. Akibatnya, solusi yang ditawarkan tidak sesuai dengan kondisi lapang dan berakhir tidak efektif.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas