Curah Hujan Tinggi Picu Berkurangnya Air Bersih
Tingginya curah hujan tidak hanya menyebabkan peningkatan frekwensi banjir tetapi juga menyebabkan berkurangnya air bersih
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tingginya curah hujan tidak hanya menyebabkan peningkatan frekwensi banjir tetapi juga menyebabkan berkurangnya air bersih.
"Analisa historis memperhatikan bahwa pola dan kuantitas curah hujan yang tidak teratur merupakan konsekwensi perubahaan iklim," kata pakar lingkungan dan Ecosystem Services Specialis at World Agroforestry Centre, Beria Leimona di Jakarta belum lama ini.
Celakanya, saat ini akibat keterbatasan teknologi dan alat untuk mendeteksi perubahaan pola hujan dan iklim global menyebabkan perubahaan iklim global belum bisa diprediksi tepat.
Terkait kelestarian lingkungan, ia berpandangan merupakan kumpulan tiga aspek yakni opini publik secara umum berdasarkan persepsi, kearifan lokal yang berasal dari sejarah dan pengalaman panjang untuk kelangsungan hidup dan kajian dan pemodelan berdasarkan analisis pola dan proses ilmiah.
"Kombinasi tidak seimbang dari ketiga aspek tersebut sering kali menghasilkan kebijakan yang tidak akurat dalam pelestarian lingkungan," katanya.
Ia mencontohkan persepsi bahwa semua masalah DAS (daerah aliran sungai) dapat diselesaikan dengan penanaman pohon tanpa mengkaji lebih lanjut akar permasalahan.
"Dalam menjaga kelestarian air, pengambil keputusan perlu mempertimbangkan akar permasalahan di berbagai skala mikro, meso dan makro serta memperhatikan persepsi, opini dan pengetahuan masyarakat," katanya.
Di tingkat lokal, pengambilan data dan analisis sering kali diabaikan karena dianggap terlalu rumit, kontekstual dan kurang representatif. Akibatnya, solusi yang ditawarkan tidak sesuai dengan kondisi lapang dan berakhir tidak efektif.