Mengapa Pendiri Gerindra Ini Mendukung Jokowi-JK
Kesederhanaan Jokowi memikat nurani. Dia tidak perlu iklan bertahun-tahun lamanya untuk membuat kita memilihnya.
Kesederhanaan Jokowi memikat nurani. Dia tidak perlu iklan bertahun-tahun lamanya untuk membuat kita memilihnya.
Jakarta - Dukungan pada pasangan Jokowi-JK terus mengalir. Salah satu yang mengejutkan adalah dukungan terbuka Muhammad Harris Indra, salah satu pendiri Partai Gerindra sekaligus mantan Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) bidang Pertahanan. Harris masih terbilang muda. Pria ini kelahiran Jakarta, 22 Maret 1985. Harris yang saat ini tinggal di wilayah Tanjung Priok, Jakarta Utara, adalah lulusan Universitas Prof. Moestopo Beragama. Mengapa dia mendukung Jokowi, berikut alasannya yang dia tulis sendiri:
Kenapa harus Jokowi? Sederhana menjawabnya. Dia sudah berbuat hal kecil ketika orang lain masih bermimpi besar. You can't beat something with nothing. Sekecil apapun yang dibuat, betapapun kurangnya, akan selalu lebih baik dari yang tidak melakukan apa apa.
Jokowi adalah jawaban dari doa kita setiap hari tentang 'pemimpin'. Dia jujur, sederhana dan simpatik. Saya kira tidak banyak orang yang merasa cemas jika berdekatan dengannya.
Kebanyakan dari kita kecewa dengan pemerintahan hari ini. Presiden SBY dianggap lamban dan lemah, walau saya memahami kehati-hatian presiden merupakan hal mutlak dalam mengelola bangsa Indonesia yang majemuk ini.
Oleh sebab itu, sulit membayangkan kita memilih Presiden berikutnya yang grusa-grusu. Berpikir setelah berbicara dan bermimpi ketika orang lain sudah terjaga dan bekerja.
Jokowi adalah masa depan, dia tidak melihat bayangan hebat pemimpin masa lalu untuk mendongkrak dirinya. Dia menjadi dirinya sendiri di hadapan rakyat Indonesia. Saya kira itu yang menyebabkan dia menarik. Dia menjadi dirinya sendiri ketika orang lain meniru tokoh besar bangsanya.
Kewajiban kita untuk mengawal dan memastikan terpilihnya pemimpin rakyat. Dia lahir dari tengah rakyat, obyek besar yang justru selama ini dipinggirkan. Saya melihat dia ingin memperkuat peran rakyat di tengah kuatnya peran negara. Suatu hal yang sulit terjadi dengan koalisi besar yang berisi politisi-politisi pemerintah hari ini.
Kesederhanaan Jokowi memikat nurani. Dia tidak perlu iklan bertahun-tahun lamanya untuk membuat kita memilihnya. Kita hanya perlu sepersekian detik dan tidak berhari-hari untuk memutuskan dia terbaik.
Rekam jejaknya terang, tidak gelap dan kontroversial. Periode pertama Solo sampai dengan periode kedua, Jokowi mendapatkan 36 dan 90 persen pemilih. Ukuran sederhana mana lagi yang dapat kita bandingkan dalam menilai kepuasan masyarakat kecuali hal diatas?
Demikian dengan Jusuf Kalla. Siapa yang dapat membantah tentang perannya dalam perdamaian di Aceh, Poso dan Ambon? Berpadunya integritas dan kapabilitas keduanya saya kira cukup untuk menilai bahwa mereka layak menjadi pemimpin Republik yang sama sama kita cintai. (skj) (Advertorial)