MIAP: Ada Enam Komoditas Palsu Sering dikonsumsi Masyarakat
Widyaretna Buenastuti, Ketua Masyarakat Indonesia Anti Pemalsuan (MIAP), mengatakan ada enam jenis komoditas palsu yang kerap dikonsumsi masyarakat
Penulis: Arif Wicaksono
Editor: Gusti Sawabi
Laporan Arif Wicaksono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Widyaretna Buenastuti, Ketua Masyarakat Indonesia Anti Pemalsuan (MIAP), mengatakan ada enam jenis komoditas palsu yang kerap dikonsumsi masyarakat di antaranya adalah produk software, kosmetik, farmasi, pakaian, barang dari kulit, makanan, minuman, dan tinta printer.
"Dari survei kami yang melibatkan 591 responden tampak bahwa konsumen yang kerap membeli produk printer mencapai 49,4 persen, pakaian palsu mencapai 38,90 persen, barang kulit mencapai 37,20 persen dan software mencapai 33,50 persen. Sisanya oleh produk kosmetika palsu 12,60 persen, makanan dan minuman palsu 8,50 persen dan Produk Farmasi Palsu 3,80 persen," kata Widyaretna dalam keterangannya, di Jakarta, Kamis (17/8/2014).
Dari produk komoditas tersebut tercatat bahwa sejumlah kalangan yang membeli produk palsu seperti kaum pelajar, pembantu rumah tangga, pembeli resep, ibu rumah tangga, anak-anak dan pelajar.
Dari pembeli tersebut pelajar kerap membeli produk software palsu, sedangkan ibu rumah tangga kerap membeli pakaian atau barang dari kulit yang palsu, sedangkan anak-anak kerap membeli makanan dan minuman palsu.
"Dari total tersebut kerugian mencapai Rp 65 triliun, dengan porsi paling besar adalah pakaian dan barang kulit senilai Rp 45 triliun serta diikuti dengan makanan, minuman dan obat-obatan, kosmetika," katanya.