Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wow ! Dari 7628 Sopir Angkutan, 552 Sopir Pengguna Narkoba Aktif

Kecelakaan transportasi yang disebabkan penyalahgunaan narkoba oleh pengemudi angkutan umum sangat mungkin terjadi di musim mudik.

zoom-in Wow ! Dari 7628 Sopir Angkutan, 552 Sopir Pengguna Narkoba Aktif
Wartakota/Mohamad Yusuf
Angkot ditilang. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengemudi angkutan umum dan angkutan barang di Indonesia merupakan pihak yang paling rentan dalam penyalah gunaan narkoba. Karenanya pencegahannya harus nyata dan menyeluruh, mengingat sektor transportasi publik berupa angkutan umum jenis bus masih menjadi primadona masyarakat Indonesia, terlebih di musim mudik kali ini.

Sebab jika hal ini tidak menjadi perhatian, maka kecelakaan transportasi yang disebabkan penyalahgunaan narkoba oleh pengemudi angkutan umum sangat mungkin terjadi di musim mudik ini. Demikian diungkapkan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Anang Iskandar melalui siaran persnya yang diterima Jumat (25/7/2014) malam.

Menurut Anang, dari survei nasional yang dilakukan pihaknya melalui program pencegahan, pemberantasan, penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (P4GN) bersama Puslitkes UI beberapa waktu lalu, diketahui pengguna narkoba aktif di kalangan pengemudi angkutan umum dan barang cukup tinggi. Survei yang dilakukan terhadap pengemudi angkutan umum dan barang yakni pengemudi bus, truk, taksi, travel, dan mobil sewaan, dilakukan di 23 provinsi di Indonesia.

Anang menjelaskan dalam survei itu pihaknya memeriksa dan mewawancarai 7628 pekerja transportasi darat yakni pengemudi bus, taksi, travel, mobil sewaan dan truk sebagai responden. Hasilnya kata dia, dari 7628 pengemudi, sebanyak 7,6 persen atau 552 sopir atau pengemudi, merupakan pengguna narkoba aktif setidaknya dalam satu tahun terakhir.

"Data ini tentunya agak memprihatinkan dan harus menjadi catatan penting, serta terutana dicarikan formulasi penanganannya agar para pekerja transportasi darat ini bebas narkoba," papar Anang.

Anang menjelaskan mengurai masalah kecelakaan transportasi memang sangat terkait dengan faktor manusia, kesiapan fasilitas dan teknologi. Namun, katanya, patut diwaspadai agar masalah narkoba tidak menjadi kendala dan duri utana dalam sektor transportasi ini. "BNN melihat potensi penyalahgunaan narkoba menjadi salah satu faktor resiko kecelakaan transportasi," katanya.

Dari hasil survei ini, katanya, penyalahgunaan narkoba di pekerja sektor transportasi darat menjadi perhatian besar. Artinya, para pekerja seperti pengemudi mobil angkutan umum baik itu dalam kota atau antar kota dan antar provinsi, sangat rentan dengan penyalahgunaan narkoba.

Berita Rekomendasi

"Terlebih lagi menjelang lebaran, dimana arus transportasi darat via bus masih menjadi pilihan masif masyarakat saat ini. Tentu harus ada langkah progresif yang diambil agar bisa menekan kecelakaan dari aspek manusianya," paparnya.
Anang menambahkan perkara penyalahgunaan narkoba oleh pengemudi bukan isapan jempol semata. Karenanya angkah preventif harus dioptimalkan karena dari fakta yang ada banyak pekerja di sektor transportasi darat tidak paham dengan persoalan narkoba.

"Minimnya pengetahuan para pekerja transportasi dalam masalah narkoba, tidak bisa dibiarkan karena jika hal ini diabaikan maka kecelakaan transportasi bisa terus mengalami peningkatan," paparnya.

Karenanya Anang berharap tes kesehatan berupa tes bebas narkoba melalui urine terhadap awak bus yang membawa angkutan Lebaran di semua terminal di Indonsia jangan dianggap remeh. "Mesti serius karena pekerja di sektor ini sangat rawan menyalahgunakan narkoba akibat minimnya pengetahuan dan informasi soal narkoba," katanya. (Budi Sam Law Malau).

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas