Rini Soemarno Dianggap Ancaman Bagi Jokowi
Rini M Soemarno sebagai Kepala Staf Kantor Transisi Jokowi-JK, akan menjadi ancaman bagi kekuatan solidaritas politik dan integeritas moral.
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keberadaan Rini M Soemarno sebagai Kepala Staf Kantor Transisi Jokowi-JK, akan menjadi ancaman bagi kekuatan solidaritas politik dan integritas moral Presiden terpilih Jokowi.
Pasalnya, Rini Soemarno, bukanlah figur yang mampu mengonsolidasikan dan merepresentasikan politik bersih yang menjadi harapan rakyat.
Menurut Pengurus DPP Partai Nasdem Despen Ompusunggu, penunjukan Rini Soemarno memimpin aktivitas Kantor Transisi, justru menjadi beban dan melemahkan Jokowi secara moral politik.
Menurutnya, mantan istri Didik Soewandi ini punya beban politik masa lalu, terkait dugaan keterlibatan Rini dalam kasus korupsi penerbitan SKL (Surat Keterangan Lunas) Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang merugikan negara triliunan rupiah.
Mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan yang dulu dipanggil Rini M.S Soewandi, juga sempat diperiksa penyidik Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta, terkait kasus dugaan korupsi penjualan aset pabrik guna RNI (Rajawali Nusantara Indonesia).
Bahkan dalam kasus pembelian pesawat Sukhoi, Rini yang pernah menjabat Presdir Astra Internasional, disebut DPR melakukan pelanggaran UU Pertahanan dan UU APBN.
Sehingga secara moral, Adik mantan Dirut Pertamina dan Dirut Petral Ari Soemarno ini, bakal menjadi beban tersendiri bagi Jokowi.
Sementara dalam waktu yang sangat singkat, kantor transisi punya tugas sangat berat dan sangat strategis, untuk merancang road map perjalanan bangsa yang kini menghadapi multi masalah ini ke depan.
Termasuk melakukan perundingan dengan Pemerintahan SBY-Boediono, guna mewujudkan janji politik Jokowi-JK yang dituangkan dalam visi-misi atau kerap disebut Nawa Cita, lalu mencari figur para menteri profesional dan berintegritas moral, guna memenuhi harapan rakyat yang begitu besar terhadap Jokowi-JK.
"Saya juga mengajak, agar semua komponen pendukung Jokowi-JK yang selama ini iklas dan tulus meneteskan keringat tanpa bayaran, jangan lepas tangan pascapemilihan presiden. Justru perjalanan ke depan, Jokowi membutuhkan dukungan kekuatan penuh, guna mewujudkan cita-cita perubahan," ujarnya dalam pernyataannya yang diterima Tribunnews.com, Rabu (6/8/2014).
"Jangan sampai anasir-anasir politik, justru membajak kemenangan dan menyabotase politik akal sehat dan revolusi mental yang digelorakan Jokowi," tegas Despen.
Politisi Partai NasDem ini juga menyebutkan, pembentukan Kantor Transisi Jokowi-JK serta penunjukan para personilnya, seharusnya bisa memberikan kesan pertama yang baik dan cespleng kepada rakyat Indonesia.
Terkait, komitmen dan konsistensi Jokowi untuk membangun harapan dan solidaritas bangsa, serta mampu menjadi jembatan bagi segala kepentingan nasional, untuk persiapan pemerintahan baru.
"Namun kenyataannya, penunjukan Rini Soemarno dan personilnya menjalankan Kantor Transisi di rumah mewah Jalan Situbondo Nomor 10, yang disebut seharga 85 miliar rupiah itu, justru menimbulkan sinisme dan keraguan publik terhadap perubahan," ungkap Despen Ompusunggu. (*)