TNI Bantu Operasi Perbatasan Lawan Gerakan Separatis di Papua
Pengamanan itu menghalau bila ada penyusupan serta orang-orang yang keluar masuk di Indonesia tanpa izin.
Editor: Rendy Sadikin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rahmat Patutie
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Pusat Penerangan Mayjen TNI M Fuad Basya mengatakan TNI sudah memperketat setiap wilayah di perbatasan Papua. Pengamanan itu menghalau bila ada penyusupan serta orang-orang yang keluar masuk di Indonesia tanpa izin.
"Pada umumnya di sana (Papua) operasi perbatasan. Pengamanan perbatasan agar tidak terjadi penyusupan keluar masuk di Indonesia," ujarnya kepada wartawan dalam acara diskusi di Sekertariat Oi Iwan Fals di Jalan Leuwinanggung, Depok, Jawa Barat, Sabtu (9/8/2014).
Fuad menuturkan Papua merupakan wilayah tertib sipil. Alhasil, semua keamanan tanggung jawab Polri. Namun, kata dia, TNI tetap membantu bersama-sama melakukan operasi. Langkah itu diambil TNI dalam menghadapi gerakan separatis di tanah Papua.
"Keamanan semuanya itu karena di sana itu adalah tertib sipil semua tanggung jawabnya Polri. Contoh kejadian kemarin penembakan terhadap Polri, kemudian mereka meminta bantuan kepada kami, kami operasi sama-sama," kata Fuad.
Fuad menegaskan sudah menjadi tanggung jawab dan kewajiban TNI membantu Polri dan pemerintah dalam rangka menjaga kedaulatan Negara Persatuan Republik Indonesia (NKRI). Dalam hal ini membantu melawan gerakan saparatis di Papua.
"Pasti 100 persen (kami bantu melindungi masyarakat Papua)," imbuhnya.
Sebelumnya penembakan terjadi di dua tempat di Papua. Diduga, pelakunya adalah kelompok sipil bersenjata. Akibatnya, seorang warga sipil meregang nyawa.
Pada Rabu (16/7/2014) lalu sekitar pukul 14.15 WIT, mobil lajuran Wamena-Mulia yang mengarah ke Kampung Kalome dan Kampung Dangobak, saat membawa bahan sembako untuk masyarakat dihadang dan ditembaki Kelompok Sipil Bersenjata (KSB).
Selain seorang korban--yang merupakan sopir--tewas, dua lainnya terluka akibat tembakan. Sementara empat mobil merek Mitsubishi Strada dibakar.