Mindo Rosa: Nazaruddin Ingin Anas Jadi Presiden
Mindo Rosalina Manullang mengungkapkan ternyata mantan bosnya Nazaruddin ingin Anas Urbaningrum menjadi presiden Indonesia.
Penulis: Edwin Firdaus
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Direktur Marketing Permai Group, Mindo Rosalina Manullang mengungkapkan ternyata mantan bosnya Nazaruddin ingin Anas Urbaningrum menjadi presiden Indonesia.
Karena itu, ujar Mindo, suami Neneng Sri Wahyuni itu memerintahkan seluruh pegawainya bekerja lebih giat lagi mendapatkan proyek.
"Kami sebagai leader harus giat nyari uang, proyek harus selesai, semua marketing harus cari uang untuk memenangkan Anas di kongres. 'Kalau dia menang, kita akan jadikan dia presiden.' Itu bahasa Pak Nazar," kata Mindo Rosa mengutip kata Nazaruddin saat bersaksi untuk terdakwa Anas Urbaningrum di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (14/8/2014).
Mendapat perintah tersebut, lanjut Rosa, para petinggi perusahaan milik Nazar bekerja keras untuk mendapat proyek sebanyak-banyaknya. Bahkan mereka berusaha mengerjakan proyek tersebut terselesaikan dengan baik.
"Kami semua marketing seperti itu, jadi dia minta giat cari uang proyek harus selesai, karena kita butuh banyak uang untuk pemilihan kongres," kata Rosa.
Sebelumnya, Jaksa KPK dalam surat dakwannya, menyebut Anas ingin menjadi maju sebagai calon presiden periode 2014-2019. Dakwaan ini senada dengan kesaksian mantan koleganya di Demokrat, Muhammad Nazaduddin.
Menurut jaksa, untuk menggapai cita-citanya menjadi calon presiden Republik Indonesia, pada tahun 2005, Anas memilih keluar dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan mencari partai politik sebagai 'kendaraan' dan dana logistik.
"Untuk tampil presiden sehingga perlu kendaraan politik dan biaya yang besar, terdakwa memakai Partai Demokrat sebagai tahap awal dan mengatur proyek-proyek pemerintahan," kata Jaksa saat membacakan dakwaan.
Pengaruh Anas kian besar saat berhasil menjadi anggota DPR RI dari Partai Demokrat. Bahkan pengaruhnya bertambah kuat saat Anas menjadi Ketua Fraksi Demokrat.
"Untuk mendapatkan dana politik, Muhammad Nazaruddin bergabung ke PT Anugrah yang kemudian berubah menjadi Permai Grup," katanya.