Din: Pancasila Tak Bisa Ditawar dengan Dasar Apapun
Sebagai negara yang berdasarkan pancasila itu bisa dipandang sebagai negara pancasila.
Penulis: Randa Rinaldi
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Randa Rinaldi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Din Syamsuddin, menyambut hari ulang tahun kemerdekaan (HUT) ke-69 Republik Indonesia dengan menggelar syukuran dan muhasabah.
Acara ini kami gelar untuk mensyukuri kemerdekaan bangsa Indonesia dan ajang evaluasi diri. Din mengajak bangsa Indonesia kembali ke negara pancasila sebagai negara perjanjian dan kesaksian.
"Intinya Indonesia bisa dipandang sebagai negara darul ahli dan darul syahadatan. Ini sebuah tawaran sebagai negara yang berdasarkan pancasila," ujarnya di Kantor MUI, Jalan Proklamasi, Jakarta, Minggu (17/8/2014) malam.
Sebagai negara yang berdasarkan pancasila itu bisa dipandang sebagai negara pancasila.
Din juga kembali mengingatkan sejarah bangsa Indonesia dengan pembentukan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dalam merumuskan kemerdekaan Indonesia.
"Kita syukuri dan maknai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai negara perjanjian dan kesaksian. Pancasila tidak bisa ditawar lagi dengan dasar apapun," jelasnya.
Dalam acara itu hadir tokoh lintas agama I Nyoman Udayana, Pendeta Winata Sairin dari Persekutuan Gereja Indonesia (PGI), Suhadi Sanjaya dari agama Budha, serta tokoh lain seperti Sutiyoso, Adhyaksa Dauld, Wiranto, Anis Matta, Taufik Ismail, dan sebagainya.