Marzuki Alie Jawab Kesaksian Mantan Asisten Nazaruddin: Saya Sudah Biasa Difitnah
Marzuki Alie hingga kini masih menjalani perawatan di ruang ruang ICU Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD).
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPR yang tak lain Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Marzuki Alie hingga kini masih menjalani perawatan di ruang ruang ICU Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD).
Dalam percakapan khusus dengan tribunnews.com melalui BlackBerrry messenger, Marzuki Alie memastikan belum akan pulang hari ini, Selasa (19/8/2014).
Marzuki Alie kemudian mengomentari atas kesaksian mantan asisten M Nazaruddin yang bersaksi di Pengadilan Tipikor sehari sebelumnya, Nuril Anwar.
Dalam kesaksiannya, Nuril Anwar membeberkan, Nazaruddin menyebarkan uang kepada tiga kandidat Ketua Umum DPP Partai Demokrat, termasuk Marzuki Alie dan Andi Mallarangeng. Marzuki Alie hingga saat ini menjabat Ketua DPR.
Nuril mengaku pernah diperintah mengambil uang 500 ribu dollar dari mantan Wakil Direktur Keuangan Permai Group, Yulianis.
"Pengambilan 23 Mei 2010, 500 ribu dolar AS. Nazar mengatakan uang diberikan ke Marzuki Alie dan Andi Mallarangeng melalui Nurcahyo. Pemberian diketahui Edhie Baskoro," kata terdakwa Anas membacakan berita acara pemeriksaan (BAP) Nuril pada poin nomor 14, dalam sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Jakarta.
"Pak Nazar cerita, sedang intens dengan DPR 1, TPPI kalau tidak salah. Berkaitan dengan Pertamina. Ada pengiriman uang disampaikan Pak Marzuki Alie melalui Iwan. Iwan kemudian cerita, (saya tanya) mau dikirim ke mana? ke MA," ujar Nuril.
Marzuki Alie kemudian mengomentari kesaksian Nuril Anwar. "Jawabnya sederhana saja, kalau Iwan yang ngantarkan uangnya, tanya saja bagaimana isi rumah saya, pasti dia ada yang ingat. TIdak usah saya bicara logika orang ngasih uang tanpa alasan yang kuat," kata Marzuki Alie.
Marzuki juga menjawab terkait kesaksian Nuril Anwar dipersidangan sebelum M NZazaruddin ke Singapura. Dalam kesaksiannya, Nuril mengisahkan pertemuan Nazaruddin dengan Marzuki Alie di gedung DPR beberapa saat sebelum kabur ke Singapura, 23 Mei 2011.
"Pada saat Rosa (Mindo Rosalina Manullang, anak buah Nazaruddin) ditangkap, dia (Nazar) gusar dan memutuskan menghadap Marzuki Alie sekitar pukul 15.00 WIB," ujarnya.
Nuril yang ikut hadir dalam pertemuan tersebut mendengar atasannya mengancam akan menyeret Partai Demokrat jika tidak dibantu.
"Dia (Nazaruddin) mengatakan, kalau tidak dibantu Partai Demokrat akan dihancurkan. Dan yang sangat pasang badan itu Pak Marzuki. Dia (Nazaruddin) bilang memang yang mem-back up itu Pak Marzuki Alie," kata Nuril yang kesehariannya selalu menemani Nazaruddin.
Marzuki Alie kemudian menegaskan, dalam pertemuan dengan M Nazaruddin, dirinya ditemani Max Sopacua dan Sutan Bathoegana.
"Waktu (Nazaruddin) datang ke saya sebelum berangkat ke Singapura, tanya aja Max dan Sutan. Karena ada mereka berdua, jadi jangan saya yang bicara," Marzuki Alie menegaskan.
Setelah Nazaruddin kabur ke Singapura, Nuril dalam kesaksiannya juga menuturkan masih berhubungan lewat telepon maupun BlackBerry Messenger (BBM). Dari percakapan telepon, Nazar ingin membuat skenario untuk menjatuhkan Anas dari posisi ketua umum dan menjadikan Marzuki Alie sebagai gantinya.
"Dia sampaikan, Ril (Nuril) Pak Anas sudah tidak komit. Jadi kita adakan KLB (Kongres Luar Biasa). Dia mau Marzuki Alie menjadi ketua umum. Saya dijanjikan posisi penting di partai," ujar Nuril.
Marzuki Alie kemudian memastikan, tidak akan melakukan gugatan secara hukum atas apa yang disampaikan oleh Nuril Anwar. Ia mengaku, terlalu sibuk untuk berurusan dengan orang yang ia akui tidaklah ia kenal.
"Saya dapat info, antar saksi saja saling bertentangan. Saya dengan juga, Yulianis itu masih orang dekatnya Anas. Saya tak mau berpolemik dengan hal-hal yang tak berkaitan dengan saya, biarlah mereka bealibi," kata Marzuki Alie.
"Saya sudah biasa difitnah. Dan mudah-mudahan Tuhan melapangkan jalan saya ke depan," Marzuki Alie menegaskan.