Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Panitera MK dan Kekhawatiran soal Keselamatan

Kasianur mengaku punya cara untuk memperkecil kekhawatiran keluarga yakni komunikasi yang baik dan intens

Editor: Yudie Thirzano
zoom-in Kisah Panitera MK dan Kekhawatiran soal Keselamatan
TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
Panitera di Mahkamah Konstitusi Kasianur Sidauruk (memakai baju batik) diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi di Jakarta, Senin (2/12/2013). Kasianur diperiksa sebagai saksi bagi tersangka Akil Mochtar dalam kasus dugaan suap penanganan pilkada di Mahkamah Konstitusi. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Panitera Mahkamah Konstitusi, Kasianur Sidauruk mengakui keluarga mengkhawatirkan keselamatannya selama bertugas sebagai panitera Mahkamah Konstitusi (MK). Sebab, ada saja pihak-pihak yang kecewa atas putusan MK dan berimbas ke internal MK. "Omong kosong kalau dibilang tidak khawatir. Kami nggak bisa bisa berbohong tentang itu. Kekhawatiran itu utamanya mengenai keselamatan kami sendiri melihat situasi yang macam-macam," ujar Kasianur ketika ditemui di ruang kerjanya, Kamis (21/8/2014).

Namun, Kasianur mengaku punya cara untuk memperkecil kekhawatiran keluarga yakni komunikasi yang baik dan intens. "Biasanya saya ambil waktu untuk berkumpul bersama keluarga dan di situ saya sampaikan ke mereka tentang bagaimana sebenarnya tugas-tugas MK. Saat ini berbeda dengan dulu ketika saya masih di Mahkamah Agung. Sebab, sekarang ini perkara di MK banyak masalah terkait politik," ujarnya.

Istri dan ketiga anaknya sempat sangat khawatir saat Kasianur dipanggil Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Pengadilan Tipikor sebagai saksi untuk kasus suap yang melibatkan Akil Mochtar selaku Ketua MK. "Istri dan anak-anak saya, saat itu sangat khawatir. Mereka tanya, apa sebenarnya yang terjadi? Kami jadi malu sama teman-teman, ditanya apakah bapak terlibat di dalamnya atau tidak?" katanya.

"Lalu, saya berikan pengertian, saya dipanggil ke sana hanya untuk memberi kesaksian tentang proses perkara-perkara (pilkada) itu mulai dari awal masuk sampai akhir. Kalau di dalamnya saya tidak terlibat," ujarnya.

"Dari penjelasan pertama dan kedua, mereka masih ragu dan bimbang. Apalagi anak-anak. Tapi, setelah kelihatan saya sama sekali tidak terlibat, mereka tidak ragu lagi kepada saya," ujar mantan panitera Pengadilan Tinggi Kalimantan Tengah itu.
Kasianur menambahkan, istri dan anak-anaknya sempat stres pada masa awal dirinya bertugas di MK. Sebab, cara dan pola kerja Kasianur berbeda dengan dari pola kerjanya semasa bertugas di Mahkamah Agung. "Seolah saya ini tidak mengenal waktu. Tetapi setelah saya berikan pengertian mereka juga sangat paham," imbuhnya. (Abdul Qodir/Eri Komar Sinaga)

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas