Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seluruh kandidat Ketua Umum DPP Partai Golkar menaati keputusan Munas VII Golkar pada 2009 di Riau. Hasil Munas Riau menyepakati pemilihan ketum dalam munas berikutnya dilaksanakan 2015. Kandidat ketum di antaranya Agung Laksono, MS Hidayat dan Airlangga Hartanto.

"Pak Zaenal Bintang (Politisi Senior Golkar) mestinya melihat data perolehan suara Partai Golkar pada Pileg tahun 2014. Silakan dibandingkan dengan Pileg tahun 2009," kata Wasekjen DPP Golkar Lalu Mara Satriawangsa ketika dikonfirmasi Tribunnews.com, Minggu (31/8/2014).

Ia menyatakan suara Partai Golkar meningkat empat juta suara. Lalu mengatakan mengenai jumlah soal kursi yang menurun merupakan konsekuensi dari Undang-Undang Pemilu No 8 Tahun 2012.

"Khususnya soal cara menghitung yang berbeda dengan tahun 2009. Kan gampang lihatnya, tinggal lihat situs KPU. Lihat saja total perolehan suara (popular vote) Partai Golkar, lantas aple to aple saja. Biar fair. Jangan dilihat satu sisi saja dari sisi kursi di DPR," kata Lalu Mara.

Lalu Mara menyebutkan pengurus DPD I juga sudah berkali-kali menyampaikan bahwa Munas tahun 2015 secara tertulis mengenai hal tersebut.

"Kalau pak Zaenal Bintang pengurus harian, pasti beliau tahu apa yang dikerjakan. Dan seluruh keputusan dikomunikasikan dengan baik pada saat rapat pleno. Bahwa ada yang merasa tidak sesuai, nanti ada pertanggungjawaban Ketua Umum (Aburizal, red) pada saat munas," imbuhnya.

Dalam rapat pleno selalu terjadi komunikasi dua arah. Sehingga keputusan yang diambil sudah melalui kesepakatan di dalam rapat. "Kan biasa terjadi dinamika, karena itu menyangkut cara pandang. Tapi kalau keputusan sudah di ambil, tapi masih beda juga, ya itu maunya aja yang diikutin," kata Lalu Mara.

Lalu mengatakan Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie selalu berkomunikasi dengan pengurus. "ARB selalu merespon setiap aspirasi dari masing-masing peserta rapat pengurus harian," katanya.