Raja Yogya Tak Ada Masalah Sikapi Kasus Florence
"Saya itu tidak ada masalah. Kan saya tidak melapor. Masalahnya karena ada LSM yang melapor," jelas Sultan, Senin (1/9/2014).
Editor: Y Gustaman
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta ada win-win solution dalam penyelesaian masalah Florence Sihombing, mahasiswa S2 Universitas Gadjah Mada yang belakangan menyita perhatian karena pernyataannya menghina warga Yogyakarta.
Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat sekaligus Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta ini tidak terlalu mengikuti perkembangan kasus Florence. "Saya itu tidak ada masalah. Kan saya tidak melapor. Masalahnya karena ada LSM yang melapor," jelas Sultan, Senin (1/9/2014).
Seperti dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com, Sultan memberikan pandangan sebaiknya pihak kepolisian menjadi penengah antara Florence dan pelapor. Siang tadi, Polda DIY menangguhkan penahanan Florence karena ada jaminan dari kampusnya.
Sultan juga tidak menyalahkan kepolisian karena tugasnya memang sebagai penegak hukum yang merespon masukan yang masuk. "Kalau tidak ditanggapi, nanti polisi dianggap diam saja. Kalau cepat, kok terlalu cepat. Lha terus piye. Polisi jadi salah terus," imbuhnya.
Florence menerima bully di media sosial setelah tulisan statusnya di akun Path miliknya bernada merendahkan warga Yogyakarta. Status tulisan di Path tersebut berawal dari peristiwa di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).
Pada Rabu (27/8/2014), Florence hendak mengisi bahan bakar minyak (BBM) motornya di SPBU Lempuyangan. Saat itu antrean motor cukup panjang. Akhirnya Florence memilih menuju antrean mobilyang sedang mengantre mengisi pertamax.
Petugas kemudian menolak menuangkan BBM nonsubsidi itu ke tangki motor Florence. "Saat itu, ratusan pengendara motor yang mengantre menyoraki tingkah Florence," kata Hendra Krisdianto, fotografer Tribun Jogja, yang saat itu berada di SPBU.
Petugas SPBU lantas meminta Florence untuk ikut mengantre dengan kendaraan sejenis bersama pengedara motor lainnya. Setelah kejadian itu, muncullah tulisan status Florence yang bernada kasar.
"Jogja miskin, tolol, dan tak berbudaya. Teman-teman Jakarta-Bandung jangan mau tinggal Jogja," begitu tulis Florence di akun Path miliknya. Ia menyebut tindakan petugas SPBU sebagai bentuk diskriminasi.
Setelah dibully di media sosial, Florence menyampaikan maaf lewat surat elektronik kepada Tribun Jogja. Ia mengaku menyesal dan meminta maaf kepada publik. Ini bukan sekali Florence meminta maaf. Setelah ditangguhkan penahananya, ia juga kembali minta maaf.