Universitas Budi Luhur Gelar Pertukaran Budaya Indonesia-Jepang
Universitas Budi Luhur bersama Kanda University of International Studies (KUIS) Tokyo melakukan kegiatan pertukaran budaya Indonesia – Jepang
Penulis: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWA.COM, JAKARTA - Universitas Budi Luhur bersama Kanda University of International Studies (KUIS) Tokyo melakukan kegiatan pertukaran budaya Indonesia – Jepang.
Rombongan mahasiswa Kanda University diterima oleh Deputi Rektor Bidang Akademik Dr.Wendi Usino, MSc. Dalam sambutannya, Wendi menjel;askan “Kunjungan ini merupakan tindak lanjut kerjasama UBL dengan beberapa Universitas di Jepang salah satunya Kanada University sebagai upaya untuk saling mengenal budaya pada generasi muda .“ Rombongan dilepas oleh Rektor UBL Prof.Ir.Suryo Hapsoro Tri Utomo,Ph.D .
Kegiatan berlangsung sejak tanggal 19 Agustus hingga 28 Agustus 2014 di Jakarta dan Jawa Tengah. Kedua universitas melakukan kegiatan bersama ini dengan tujuan agar mahasiswa memiliki kemampuan interaksi antar budaya yang lebih baik.
Mahasiswa Universitas Budi Luhur yang terlibat dalam kegiatan ini berjumlah 30 orang mereka mahasiswa dari FISIP dan komunitas Jepang di kampus Budi Luhur ( Jancubu ), sedangkan mahasiswa KUIS Tokyo berjumlah 19 orang.
Dalam rangkaian pertukaran budaya ini, mahasiswa Universitas Budi Luhur Jakarta dan KUIS Tokyo juga melakukan road show ke beberapa Sekolah Menengah Atas, antara lain: SMKN 43 Jakarta, SMA Budi Luhur Tangerang, SMAN 90 Jakarta, SMAN 65 Jakarta, SMA Berbudi Gantiwarno Klaten, SMA Berbudi Yogyakarta dan SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta.
Sedangkan untuk lebih memahami kehidupan orang Indonesia, selama di Indonesia mahasiswa KUIS Tokyo tinggal di rumah ( Homestay ) mahasiswa, dosen dan karyawan Universitas Budi Luhur.
Pada kunjungan pertukaran budaya ini, mahasiswa KUIS Tokyo berkesempatan belajar menari dan memainkan gamelan di Bale Buja Klaten, belajar membatik di kampoeng batik Palbatu Tebet Jakarta, mengunjungi Candi Borobudur, mengunjungi Candi Prambanan dan makan malam di Bale Raos Kraton Jogjakarta.
Sedangkan mahasiswa Universitas Budi Luhur Jakarta berkesempatan mengenal permainan anak Jan- Ken- Pon, seni lipat kertas membuat Helm Kabuto Samurai, cara pembuatan makanan sushi.
Selama 10 hari di Indonesia, mahasiswa KUIS diperkenalkan pada kuliner Indonesia, seperti: soto, sate, tempe goreng, jajan pasar, nasi goreng, urap, pepes, arem-arem, dan sebagainya. Sedangkan di Bale Raos Kraton Jogjakarta disajikan menu internasional yang telah dimodifikasi gaya Jawa, yaitu Bestik Jawa dan Gingger Lime.
Dalam program pertukaran budaya ini , dari 19 mahasiswa Jepang selama di Indonesia mereka memiliki nama Indonesia , contohnya Naoto Kodama memiliki nama Indonesia Indra mahasiswa semester 1 Kanda University dalam gaya bahasa Indonesia yang masih terbata-bata dia bercerita “pertama, saya thanks Budi Luhur student karna teman saya banyak sakit, tetap dia help us so much , jadi kami sudah enak, terimakasih banyak, kedua saya mengajar bahasa Jepang di SMA. “
Selanjutnya mahasiswa putri bernama Tomoko Koyama memiliki nama Indonesia Dahlia ,20 tahun mahasiswa semester 2 Kanda University bercerita “ pertama-tama saya bilang kesemuanya bahwa terimakasih.
"Semuanya baik hati, jadi saya merasa sangat senang . terutama, paling pengalaman senang saya adalah candi Borobudur. Saya mau kesini kapan –kapan, “ tuturnya.
Lain lagi dengan mahasiswa bernama Dai Furukawa , 20 tahun mahasiswa semester 2 Kanda University yang memiliki nama Indonesia Andre, mahasiswa ini lebih lancar bahasa Indonesianya mengungkapkan, “Sebelum datang kesini, saya sangat was-was karena kami tidak tahu caranya yang ajar bahasa Jepang atau budaya Jepang kepada orang asing dan bahasa
Indonesia kami tidak terlalu bagus.
Tetapi saya bisa sangat senang karena bisa bertemu dengan teman-teman Indonesia yang baik hati dan bisa belajar budaya Indonesia. Misalnya kami belajar Gamuran (gamelan) ,bisa menonton tari tradisional di Jogya dll. Selama 10 hari ini sangat pendek tetapi sangat menyenangkan dan bagus. Kami pasti tidak lupa kehidupan di Indonesia selama 10 hari ini dan pasti kembali kesini terima kasih.“
Liza Dwi Ratna Dewi, Ketua Panitia Pertukaran Budaya Indonesia – Jepang mengatakan, “Dengan melihat mahasiswa negara lain yang mempelajari budaya Indonesia, diharapkan mahasiswa Budi Luhur lebih menyadari berapa berharganya budaya Indonesia, dan dengan demikian lebih bersemangat mempelajari dan mempertahankan budaya Indonesia.” (tb)