Diduga Teroris, Empat WN Turki Dibawa ke Mako Brimob Depok
Untuk diketahui, empat WN Turki tersebut ternyata telah berkomunikasi dengan anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Detasemen Khusus 88 Mabes Polri meringkus tujuh terduga teroris jaringan Santoso alias Abu Wardah di Desa Marantale, Kecamatan Siniu, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Sabtu (13/9/2014) kemarin.
Ketujuh orang tersebut yakni empat diantara merupakan WN Turki serta tiga lainnya adalah WNI. Empat WN Turki itu ialah Ahmed Basyit, Ahmed Bozoghlan, Ahmed Bayram, dan Ahmed Zubaidan. Sementara itu, tiga WNI tersebut yakni Saiful Priatna alias Ipul ( 29), M Irfan (21), dan Yudit Chandra alias Ichan (28).
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Boy Rafli Amar mengatakan empat WN Turki dibawa ke Mako Brimob Depok. Sementara tiga WNI diperiksa di Polda Sulawesi Tengah.
"WN Turki dibawa ke Mako Brimob (Depok) untuk didalami keterlibatannya terkait kasus teroris Santoso. Kalau tiga WNI hanya bertugas sebagai sopir dan penunjuk jalan, mereka di periksa di Polda Sulawesi Tengah," ujar Boy, Minggu (14/9/2014).
Untuk diketahui, empat WN Turki tersebut ternyata telah berkomunikasi dengan anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso.
Namun belum ada pernyataan resmi tentang materi pembicaraan via telepon tersebut. Menurut Boy, Santoso merupakan gembong teroris yang membawa pengikutnya untuk berbaiat ke Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
Alhasil, ada dugaan komunikasi tersebut terkait dengan kelompok islam garis keras di Poso. Kejadian bermula saat pukul 00.00 WITA Sabtu (13/9/2014), empat WN Turki dijemput oleh tiga WNI dari sebuah rumah kos di Jalan Banteng, Touwa, Palu.
Mereka pergi menuju Poso menggunakan Toyota Avanza. Setibanya di depan Polres Parigi Moutong, anggota melakukan razia. Semua kendaraan yang dirazia, masuk ke Polres. Dan terlihat mobil yang dikendarai tiga WNI serta empat WN Turki ini mencoba memutar ke arah Toboli.
"Mulai dari situ petugas telah membuntuti langsung dan mengejar. Saat dikejar, kendaraan pelaku terlihat berhenti di sebuah kampung di Marantale. Kendaraan dalam kondisi kosong," tutur Boy.
Lalu dilakukan pencarian, didapat tiga WNI bersembunyi di rumah warga dan diamankan. Sedangkan empat WNA kabur ke arah gunung. "Akhirnya keempat WNA berhasil ditangkap. Mereka berniat bergabung dengan kelompok Santoso yang difasilitasi oleh DPO Mochtar di Poso," kata Boy.