Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rumah Annas Maamun Sering Didatangi Pejabat

Annas kerap menerima tamu yang diperkirakan sebagai pejabat di provinsi yang dipimpinnya.

Penulis: Abraham Utama
Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in Rumah Annas Maamun Sering Didatangi Pejabat
Tribunnews/Dany Permana
Gubernur Riau, Annas Maamun (mengenakan rompi tahanan) ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di tahanan KPK, Jakarta Selatan, Jumat (26/9/2014). Annas ditahan karena diduga menerima uang suap sebesar Rp 2 miliar dari pengusaha Gulat Manurung terkait proses alih fungsi hutan di Provinsi Riau. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam dua pekan terakhir, Gubernur Riau, Annas Maamun, lebih sering tinggal di rumah  Nomor 2, Blok RC 3 Kluster Brentwood, perumahan Citra Gran Cibubur, Jatisampurna, Kota Bekasi. Selama di rumah tersebut, Annas kerap menerima tamu yang diperkirakan sebagai pejabat di provinsi yang dipimpinnya.

Sri (41), warga kluster Brentwood mengatakan, mayoritas tamu Annas membawa map. Mereka datang mengendarai mobil dan kerap diparkir di depan TK Tavita Kids. TK tersebut terletak di samping rumah yang ditempati Annas.

Sri juga mengaku kerap melihat Annas. Semula Sri tak tahu siapa dia. Setelah mengikuti berita penangkapan Gubernur Riau oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Sri baru tahu kalau penghuni rumah di sebelah TK Tavita Kids adalah Annas Maamun.

Rumah berlantai dua tersebut dibeli kerabat Annas sekitar empat tahun. Namun Sri tak pernah kenal tetangga barunya itu. "Kalau ada mobil yang masuk, gerbangnya langsung ditutup," ucapnya.

Menurut Sri, kondisi tersebut sangat berbeda dari sebelumnya. "Saya kenal pemilik yang lama kerena dia menyekolahkan anaknya di TK Tavita Kids," kata Sri. "Seingat saya, empat tahun yang lalu dia menjual rumah itu," imbuhnya.

Sri mengaku, dalam dua pekan terakhir ia kerap melihat Annas. "Dia biasanya datang bersama sopir. Ia mengenakan pakaian bebas, tapi sopirnya berseragam dinas," ujar Sri yang ditemui, Jumat (26/9).

Pantauan pada Jumat siang, rumah yang menjadi lokasi penangkapan Annas Maamun dalam kondisi sepi. Pintu terasnya tertutup rapat sedangkan pintu gerbangnya senintasa digembok. Sejak pagi, tak satu pun orang keluar dari dalam.

Berita Rekomendasi

Di caport rumah terparkir satu sedan Mercedes-Benz dan dua sepeda motor. Sementara itu, di luar rumah terparkir satu mobil Toyota Innova warna hitam bernomor polisi BM 1888 AP.

Seorang warga mengatakan, beberapa pejabat, pensiunan pejabat, dan pesohor juga tinggal di kluster Brentwood. Salah satunya adalah mantan Bupati Bogor, Rahmat Yasin. Sedangkan pesohor yang tinggal di Citra Grand Cibubur di antaranya Tantri, vokalis grup band Kotak, dan Caesar.

Customer service dan bagian pengamanan Citra Grand Cibubur mengaku tidak tahu siapa saja pejabat dan pesohor yang tinggal di perumahan tersebut. Mereka  menyatakan, pemilik rumah-rumah di kompleks ini cenderung tertutup dan jarang bergaul.

"Kami tak tahu siapa pemilik rumah yang sebenarnya. Bisa saja seseorang membeli rumah, tapi diatasnamakan orang lain," kata seorang petugas di kantor cutomer service.

Susanto, petugas keamanan kluster mengatakan, beberapa pejabat kepolisian dan militer juga mempunyai rumah di kawasan ini. Namun, mereka biasanya datang di bawah pengawalan khusus sehingga mayoritas warga tak mengenalnya.

Dalam spanduk yang terpasang di dekat lokasi penangkapan, pengembang menyatakan Citra Gran Cibubur memiliki 22 kluster yang secara administratif lokasinya termasuk wilayah Bekasi, Jakarta Timur, dan Kabupaten Bogor.

Masing-masing pintu gerbang kluster dijaga oleh tiga petugas satpam dan dipasangi kamera keamanan atau CCTV. Perumahan itu dibangun oleh Ciputra Group dan harga per unitnya antara Rp 1 miliar hingga Rp 5 miliar.

Setelah diperiksa KPK sejak Kamis malam, Gubernur Riau Annas Maamun ditetapkan sebagai tersangka perkara suap. KPK juga menetapkan pengusaha perkebunan kelapa sawit Gulat Medali Emas Manurung sebagai tersangka selaku pemberi suap.

Dalam perkara ini, KPK menemukan uang Rp 500 juta dan 156 ribu dolar Singapura. "Kalau dirupiahkan, semuanya sekitar Rp 2 miliar," kata Ketua KPK Abraham Samad di kantornya, Jumat siang.

Menurut Abraham, pengusaha GM memberi uang agar Annas mengeluarkan izin alih fungsi lahan kelapa sawit di Kabupaten Kwantan Singingi, Provinsi Riau. "Yang bersangkutan punya kebun 140 hektar, dia menginginkan peralihan lahan, karena lahan kelapa sawit yang sekarang masuk dalam kategori hutan tanaman industri dan dia menginginkan masuk ke dalam kategori APL (Area Peruntukkan Lainnya)," papar Abraham.

KPK juga menduga ada motif lain di samping motif mendapatkan izin alih fungsi lahan. "Kami juga mensinyalir uang itu sebagai ijon untuk mendapatkan proyek-proyek di Riau," kata Abraham.

Abraham menjelaskan, KPK menemukan dokumen berisikan sejumlah proyek yang diduga akan ditawarkan atau diijon kepada para pengusaha.

Namun, Abraham tak bersedia menjelaskan secara rinci nama-nama perusahaan yang diduga akan "membayar di depan" untuk mendapatkan proyek tersebut.

Ketika KPK menangkap Annas dan Gulat, Kamis malam, tujuh orang yang ada di  dekat Annas dan Gulat juga diboyong ke kantor KPK. Mereka antara lain adalah istri dan anak Annas, sopir, dan ajudan. Ketujuh orang tersebut, kemarin siang, dilepaskan karena tidak terbukti terlibat dalam suap antara Gulat dan Annas.

Istri Annas, Ny Latifah Hanum meninggalkan kantor KPK sekitar pukul 16.45 WIB. Latifah digandeng anaknya, Noor Charis Putra, ketika menuruni tangga untuk mencapai mobil di pelataran. Latifah yang mengenakan kerudung dan kacamata hanya tertunduk saat dicecar pertanyaan oleh awak media.

Keduanya sempat terombang-ambing karena terdorong para awak media yang berusaha mendapatkan jawaban dari Latifah. Namun,sampai memasuki mobil, keduanya tetap bungkam.

Setelah ditetapkan sebagai tersangka, Annas dan Gulat diboyong ke rumah tahanan (rutan). Kemarin, keduanya ditempatkan di rutan berbeda. Annas dikirim ke rutan KPK yang terletak di rutan Polisi Militer Kodam (Pomdam) Jaya sedangkan Gulat ditahan di rutan KPK.

Saat Gulat digiring keluar dari kantor KPK, wartawan segera mengerubungi Gulat yang telah memakai rompi oranye, rompi khusus tahanan KPK, tersebut. Namun pria berkepala plontos tersebut hanya menunduk dan menutup mulut.   (Tribunnews/abr/edf)

Tags:
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas