Bos Sahid Jaya Hotel Terinspirasi Jokowi
Menurut Yanti, sentuhan Jokowi juga terlihat saat menjadi Gubernur DKI Jakarta
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sarwo Budi Wiryanti Sukamdani tak kapok. Sekali dua kali gagal, ia semakin tahu sulitnya mengubah persepsi bagaimana meyakinkan pemerintah daerah peduli potensi pariwisata menjadi motor penggerak ekonomi jika dikelola baik.
CEO Sahid Jaya Hotel itu mengaku, hal paling sulit meyakinkan pentingnya pariwisata kepada pemimpin daerah yang wilayahnya kaya dengan tambang dan mineral. Sehingga mereka merasa pemasukan cukup dari tambang, tak perlu pariwisata.
"Terkadang, disuruh membentuk Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) saja susahnya minta ampun di daerah kaya tambang. Pemikiran mereka, tidak butuh wisatawan karena sudah punya minyak, batubara, dan lainnya," cerita Wiryanti kepada Tribunnews.com berapa waktu lalu.
Menurut Wiryanti, membangun kesadaran tidak cukup sekali dua kali. Termasuk menyadarkan semua hasil tambang seperti minyak, batubara, mineral, akan terkuras habis. Sehingga yang bisa digali hanya pariwisata. Itupun harus dimulai dari sekarang sebelum terlambat.
Pada akhirnya, usaha Wiryanti dan timnya meyakinkan pentingnya pariwisata diakui pemimpin daerah. Di antara mereka mulai membuka diri untuk mengembangkan wisata.
Tapi tak sedikit pula kepala daerah yang masih menutup mata pada bidang Pariwisata. Di banyak negara, pariwisata menggerakkan kehidupan ekonomi masyarakat. Pariwisata juga bisa membuka lapangan kerja. Orang luar menjadi tahu sejarah, budaya, tradisi daerah yang menjadi tujuan wisata.
Sedikit banyak Wiryanti terinspirasi banyak oleh kepemimpinan Joko Widodo. Semasa menjadi Wali Kota Solo, ia mampu mengangkat pariwisatanya lewat pagelaran budaya.
"Jokowi selalu menciptakan festival untuk menarik kunjungan wisatawan," katanya.
Sentuhan Jokowi juga terlihat saat menjadi Gubernur DKI Jakarta. Ia mengawalinya dengan merapikan taman-taman ibukota, merapikan kembali bangunan peninggalan Belanda di kawasan Kota Tua, sehingga wajahnya hari ini mulai cantik dan elok.
Menurut Wiryanti, gebrakan paling signifikan yang mendatangkan kunjungan wisatawan asing dan tercatat dalam kalender dunia adalah The Jakarta Marathon.
Event yang digelar 26 Oktober nanti telah menjadi media promosi budaya dan pariwisata kota Jakarta dan Indonesia.
"Ini dasyat. Sekarang ini yang sudah daftar lebih dari 15 ribu pelari dari dalam dan luar negeri. Ini salah satu contoh bahwa pariwisata bisa menjadi masa depan kita, yang akan membawa kesejahteraan bagi masyarakat kita," sambung Wiryanti.
Yanti dan tim semakin optimis dengan terpilihnya Jokowi dan Jusuf Kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden 2014-2019, jalan kebangkitan ekonomi melalui pengembangan pariwisata di Indonesia terbentang.
Apalagi Jokowi melihat potensi Produk Domestik Bruto (PDB) dari sektor pariwisata sebenarnya bisa mencapai Rp 400 triliun. "Beliau mengatakan potensi PDB sektor pariwisata diharapkan bisa mencapai Rp 400 triliun. Semarang masih Rp 100 triliun," ungkapnya.
Harus diakui, potensi ekonomi Indonesia dari pariwisata cukup menjanjikan. Indonesia kaya dengan pesona alamnya seperti laut, pegunungan, sungai. Belum lagi dari budaya, bahasa dan tradisi masyarakatnya. Tak ketinggalan jejak sejarah Indonesia.