Syarwan Hamid Tagih Janji Jusuf Kalla
Menurut Syarwan, Jusuf Kalla pernah berjanji untuk menempatkan salah satu putra Riau untuk diakomodir dalam kabinetnya.
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Mendagri Syarwan Hamid mengungkapkan akan bertemu beberapa tokoh masyarakat di Pekanbaru akhir pekan ini. Langkah tersebut sebagai bentuk rekonsiliasi seluruh tokoh masyarakat Riau dan menyatukan sikap dan meminta Presiden dan Wapres terpilih Joko Widodo dan Jusuf Kalla agar menempatkan salah satu putra terbaik Riau masuk dalam kabinetnya.
Menurut Syarwan, Jusuf Kalla pernah berjanji untuk menempatkan salah satu putra Riau untuk diakomodir dalam kabinetnya. Karena itu pihaknya akan terus menyuarakan agar mantan Ketum Partai Golkar itu tetap mengingat janji yang pernah diucapkannya.
“Kita harus berkumpul dan menyuarakan Riau agar masuk di kabinet. Kalau diam terus, tak akan diperhatikan. Sudah seharusnya kita rekonsiliasi apabila tak ada perhatian dari presiden/wapres terpilih. Mudah-mudahan masyarakat Riau satu rasa dan satu bahasa, “ ujar Syarwan Hamid di Jakarta, Jumat (17/10/2014) menjawab pertanyaan adanya sinyal putra terbaik dari Aceh dan Papua akan masuk dalam formasi kabinet Jokowi-JK.
Sebelumnya pada awal Agustus lalu, Syarwan Hamid menyebut tokoh muda Riau Alfitra Salamm untuk masuk dalam Kabinet periode 2014-2019. Menurutnya, sudah cukup lama rakyat Riau merindukan kehadiran putra Riau untuk bisa duduk di jajaran kursi pembantu presiden.
Alfitra Salamm saat ini merupakan satu-satunya calon terkuat dari Riau yang menjabat Sesmenpora dan sudah lima tahun menjabat eselon I. Sebelumnya sejak 2010 Alfitra menjabat Deputi Pemberdayaan Pemuda Kemenpora. Karir jabatan fungsional sebelumnya adalah staf ahli Menteri PDT (2009-2010), Direktur Litbang BP-7 Pusat, Jakarta (1998-1999) dan pengamat LIPI sejak tahun 1983.
Alumnus Philosophical Doctor (Ph.D) Ilmu Politik Nasional Universitas Malaysia itu juga hingga saat ini tercatat sebagai dewan pakar Asosiasi Pemeritahan Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) dan Badan Kerjasama Kabupaten Seluruh Indonesia (BKKSI) dan Direktur Lembaga Kajian Pemerintah Daerah Jakarta serta Presidium Konsorsium Indonesia untuk Pemberdayaan Daerah, Jakarta.
Syarwan menambahkan selama ini dia kerap bersuara sendirian di jajaran nasional. Jadi wajar saja jika Riau tak memperoleh perhatian dari pemerintah pusat. Namun Masyarakat Riau harus bereaksi jika akhirnya tak satupun putra terbaik Riau tidak masuk dalam komposisi kabinet Jokowi-JK.
Secara terpisah senator dari provisi Riau Abdul Gafar Usman mendesak tokoh masyarakat Riau untuk pro-aktif melakukan komunikasi dengan Jusuf Kalla agar bisa mewujudkan janjinya mengakomodir putra Riau masuk komposisi kabinet Jokowi-JK. Seluruh elemen dan tokoh masyarakat Riau maupun Lembaga Adat Melayu Riau harus bisa memperjuangkan optimal dengan berbagai cara secara rasional.
“Jika dari hasil pertemuan itu, nantinya bisa diakomodir dalam kabinet, maka JK juga harus menjelaskan apa manfaatnya atau nilai positifnya jika memilih putra Riau dalam kabinetnya, “ katanya.
Sebaliknya kata Gafar, JK juga harus menjelaskan apabila tak satupun putra dari negeri Bumi Lancang Kuning itu bisa masuk formasi kabinet 2009-2014. Jika tidak dipilih masuk kabinet, maka konsekuensinya dari ingkarnya janji seorang pejabat bisa menimbulkan embrio ketidakpercayaan masyarakat Riau terhadap pemerintah.