Gadis Ambon Penguasa 14 Bahasa Asing Wafat Usai Jogging
Kabar ini beredar di kaskus dan sudah dikonfirmasikan mantan Panglima Kodam XVI/Pattimura Mayor Jenderal Eko Wiratmoko , tadi malam.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - "Innalilliahi wa inna ilaihi rajiun". Indonesia kehilangan sosok manusia yang "ajaib".
Gayatri Wailissa (16), penguasa 16 bahasa asing dan bahasa daerah di Indonesia, Kamis (23/10/2014) pukul 20.25 WITA, dikabarkan meninggal dunia di Rumah Sakit Abdi Waluyo, Menteng, Jakarta Pusat.
Almunus SMA Unggulan Siwalima, Ambon, tahun 2014 ini, meninggal dunia setelah sore harinya, jatuh dan pingsan saat berolah raga di kawasan Taman Senopati, Jakarta.
Kabar ini beredar di kaskus dan sudah dikonfirmasikan mantan Panglima Kodam XVI/Pattimura Mayor Jenderal Eko Wiratmoko , tadi malam.
Eko kini menjabat Pangdam Brawijaya. Dialah yang menemukan sosok Gayatri, tahun 2012 lalu.
Gayatri dijuluki anak ajaib karena dalam usia yang sangat belia, dia sudah menguasai 14 bahasa asing. Saat berusia 16 tahun dan duduk di kelas 2 SMA, Gayatri telah menguasai berbagai macam bahasa, antara lain bahasa Inggris, Italia, Spanyol, Belanda, Mandarin, Arab, Jerman, Perancis, Korea, Jepang, dan India, Rusia dan bahasa Tagalog. Gayatri memang diketahui memiliki kemampuan menakjubkan di bidang linguistik.
Gayatri adalah anak dari pasangan Deddy Darwis Wailissa, seorang perajin kaligrafi dan Nurul Idawaty.
Setamat SMA, Gayatri hemgkang ke Jakarta, dan menjadi duta Kodam Pattimura dan Brawijaya.
Gayatri juga pernah menjadi Duta ASEAN untuk Indonesia di bidang anak mewakili Indonesia kelilimng dunia.
Gayatri bisa menguasai 14 bahasa asing itu tanpa mengikuti kursus. Karena keterbatasan ekonomi keluarga, Gayatri belajar bahasa asing dari menonton film asing dan mendengarkan lagu-lagu asing.
Dia memiliki ingatan kuat dan termasuk penghafal Alquran.
Gayatri, kemudian terpilih mewakili Indonesia ke tingkat Asean dan mengikuti pertemuan anak di Thailand dalam Convention on the Right of the Child (CRC) atau Konvensi Hak-Hak Anak tingkat ASEAN.
Penulis: Andi Chaerul Fadli