TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Forum Internasional G20 yang akan diselenggarakan di Brisbane, Australia pada 15 November 2014, turut mengundang Presiden RI Joko Widodo. Belum juga Jokowi secara resmi menyatakan akan hadir atau tidak pada konferensi tingkat tinggi tersebut, tapi masyarakat Indonesia di media sosial sudah ramai memperbincangkannya.

Salah satunya soal bahasa. Apakah Jokowi akan berpidato memakai bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. Pertanyaan itu terus begulir sampai saat ini. Setidaknya dikicaukan para jejaring sosial di Twitter dan Facebook.

Pada kesempatan tanya jawab yang diberikan di Press Briefing KTT APEC, ASEAN dan G20 di Kantor Kemlu, Jakarta Pusat, Rabu (5/11/2014), ternyata pertanyaan itu juga muncul. Kepada juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Michael Tene, seorang jurnalis dari media nasional mencoba mengkonfirmasinya.

"Pada pertemuan nanti, khususnya G20, waktu Pak Presiden Jokowi berbicara, apakah beliau akan berpidato dengan bahasa Inggris atau bahasa Indonesia?" tanya jurnalis tersebut.

"Eeee..Ehmm.. mengenai pertanyaan itu, kita lihat nanti saja bagamana yah," kata Tene diikuti tawa para peserta Press Briefing.

Sebagai catatan, sebagai forum ekonomi, G-20 lebih banyak menjadi ajang konsultasi dan kerja sama hal-hal yang berkaitan dengan sistem moneter internasional. Terdapat pertemuan yang teratur untuk mengkaji, meninjau, dan mendorong diskusi di antara negara industri maju dan sedang berkembang terkemuka mengenai kebijakan-kebijakan yang mengarah pada stabilitas keuangan internasional dan mencari upaya-upaya pemecahan masalah yang tidak dapat diatasi oleh satu negara tertentu saja.