TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat intelijen Nuning Kertopati Susaningtyas menyarankan kepada Presiden Jokowi untuk berhati-hati memilih calon Kepala Badan Intelijen Negara (Kabin).

"Menurut saya sosok KaBIN kedepan harus memiliki pola kerja yang cenderung matang dalam mengelola deteksi aksi dan deteksi dini serta lebih outward looking ketimbang inward looking," ujarnya, Jumat (7/11/2014).  

"Seyogyanya mengerti mengatasi perang non tradisional. Juga yang  paham intelijen pertahanan,keamanan, ekonomi,cyber bahkan proxy," tambahnya.

Sosok yang cocok bagi Presiden Jokowi, bukan sosok yang banyak bicara. Akan tetapi sosok yang banyak kerja. Bahaya sekali, kata Nuning, jika BIN dipimpin oleh orang yang tak punya integritas dan ambivalent dalam loyalitasnya, serta banyak omong atau bergunjing

Dan yang terpenting, Nuning menegaskan,  bukan hanya berdasar pernah menjabat di BIN. Tapi harus memiliki pengetahuan bidang intelijen yang luas, dan memiliki konsep untuk menjadikan masyarakat di seluruh negeri memiliki kemampuan early detection dan early warning.

Upaya pencegahan, katanya lagi,  dapat lebih diutamakan daripada penanggulangan. Masyarakat harus, menjadi agen lapangan informal,sehingga perlu kemampuan penggalangan. Upaya preemptif  (penangkalan), sambung Nuning,  harus dikedepankan.

"Dalam dunia intelijen moderen di Indonesia tidak bisa lepas dari kriteria, pimpinan lembaga Intelijen yang paham  dan update, tidak out of date terhadap semua aspek-aspek kehidupan(Ipoleksosbudhankam) masyarakat, bangsa dan negara," katanya.

"Update dalam memahami perkembangan regional dan internasional sehingga bisa merumuskan potensi ancaman keamanan nasional untuk disajikan secara faktual kepada presiden. Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan sebagaimana kebijakan yang dicanangkan," tambahnya.  

Untuk itu, Nuning menegaskan kembali,  diperlukan kriteria seorg KA BIN yang cakap, smart, jujur, berani, serta bertanggungjawab. Fleksible, tapi memiliki disiplin dan integritas tinggi, loyalitas serta visioner.

Dituntut juga kesehatan yang prima. Dan yang mendasar adalah, dapat memimpin dimulai dari masyarakat kecil, yaitu keluarga, agar bisa fokus melaksanakan tugas 24 jam untuk negara, dan  telah terbukti hasil karyanya bagi bangsa dan negara.