Pemilihan Ketua Umum Secara Aklamasi Bikin Parpol Tidak Sehat
Aklamasi itu tidak sehat dalam pertumbuhan partai politik. Apalagi partai sekelas Golkar
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat dari Populi Center, Nico Harjanto menyarankan agar pemilihan ketua umum partai politik dilakukan secara demokratis dengan mempertimbangkan para pemegang suara.
Hal itu ia lontarkan menanggapi wacana pemilihan ketua umum Golkar mendatang dilakukan secara aklamasi.
"Aklamasi itu tidak sehat dalam pertumbuhan partai politik. Apalagi partai sekelas Golkar," kata Nico dalam diskusi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (15/11/2014).
Nico menuturkan, Golkar memiliki banyak figur yang mampu mengemban tugas sebagai Ketua Umum. Menurutnya, sangat disayangkan jika Ketua Umum Golkar mendatang dipilih secara aklamasi.
"Golkar kalau di sepakbola itu seperti Los Galacticos yang banyak bintangnya. Kalau Golkar dipimpin sosok yang tidak tepat maka tidak baik," tuturnya.
Masih kata Nico, secara obyektif DPP Golkar kepemimpinan Aburizal Bakrie tidak memiliki banyak prestasi. Hal itu terlihat dari tidak tercapainya target-target seperti menjadi pemenang Pileg atau menjadikan Ical sebagai Capres atau Cawapres 2014.
"Kalau secara obyektif tidak bisa menentukan keberhasilan lalu merekayasa dukungan untuk aklamasi, itu akan melukai konstituen dan juga masyarakat," ujarnya.