Rapat Kabinet Jokowi Evaluasi Penyelenggaraan Kartu Sakti
Rapat kabinet kali ini juga akan membahas mengenai rencana arah pembangunan infrastruktur, subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM).
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sehari setelah pulang lawatan luar negerinya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar rapat kabinet paripurna di kantor presiden, Jakarta, Senin (17/11/2014).
Salah satu topik bahasan adalah evaluasi mengenai kartu keluarga sejahtera, Kartu Indonesia pintar dan Kartu Indonesia Sehat yang beberapa waktu lalu telah diluncurkan Pemerintah.
"Evaluasi mengenai kartu keluarga sejahtera, kartu Indonesia sehat dan kartu Indonesia pintar," ungkap Jokowi membuka rapat kabinet, yang dihadiri wakil presiden Jusuf Kalla (JK) dan seluruh anggota kabinet kerja dan panglima TNI Jenderal Moeldoko, Kapolri Jenderal Pol Sutarman dan seluruh kepala staf angkatan.
Selain tema itu, kata Jokowi, rapat kabinet kali ini juga akan membahas mengenai rencana arah pembangunan infrastruktur, subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan mengenai persiapan menghadapi Asian Games tahun 2018.
Sebelumnya, Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto menjelaskan salah satu tema rapat kabinet paripurna adalah tindak lanjut hasil pembicaraan dengan sejumlah kepala negara sahabat dalam kunjungan ke luar negeri selama pekan ini.
Presiden Jokowi akan meminta para anggota kabinet untuk segera menindaklanjuti hasil-hasil KTT APEC, ASEAN dan G-20. Selain itu juga, mengenai tindak lanjut sejumlah pertemuan bilateral dengan negara sahabat.
"Besok ada rapat kabinet jam 1 siang. Salah satu agendanya adalah mendengarkan rangkuman dari ibu Menteri Luar Negeri tentang hasil-hasil KTT. Kemudian presiden akan memberikan pekerjaan rumah (PR) kepada menteri-menteri terkait untuk segera menindak-lanjuti hasil-hasil tersebut," ungkap Andi.
Selama sepekan mengikuti tiga agenda KTT, Andi menyebutkan paling tidak lebih dari sepuluh negara terjalin hubungan bilateral. Masing-masing negara memberikan tawaran konkrit.
"Itu yang akan dirangkum Menlu, menteri perdagangan dan menteri keuangan dalam rapat kabinet besok," jelasnya.
Menurut Seskab, Presiden Jokowi telah bertemu dan melakukan pembicaraan bilateral dengan sejumlah pemimpin negara sahabat seperti Kanselir Jerman Angela Markel, Presiden Perancis Francois Hollande, Perdana Menteri Italia Matteo Renzi dan Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu.
Ia menyebutkan, saat bertemu dengan PM Italia, hal yang dibahas terkait dengan ekonomi kreatif khususnya di bidang fashion, mengingat Milan merupakan salah satu kota pusat fashion dunia.
Sementara saat bertemu PM Turki, Presiden membicarakan mengenai peluang kerja sama di berbagai bidang di masa mendatang karena kerja sama yang berlangsung antara Turki dan Indonesia saat ini masih relatif kecil.
"Pada dasarnya, presiden ingin investasi dibuka seluas-luasnya untuk infrastuktur terutama jalan, kereta api, maritim, dan power plant. Itu dibuka seluas-luasnya. Presiden tidak menginginkan investasi ya masuk dalam bidang eksplorasi sumber daya alam," tegasnya.