Akbar Temui BJ Habibie Laporkan Soal Dualisme Golkar
Akbar datang sekitar pukul 16.00 WIB dan meninggalkan kediaman Habibie sekitar pukul 17.30 WIB.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Hasanudin Aco

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Dewan Pertimbangan Golkar versi Munas Bali, Akbar Tandjung, menemui tokoh senior Golkar BJ Habibie di kediamannya, Jalan Patra Kuningan, Jakarta, Senin (15/12/2014).
Akbar datang sekitar pukul 16.00 WIB dan meninggalkan kediaman Habibie sekitar pukul 17.30 WIB.
"Saya baru ketemu dengan Pak Habibie, sebagai tokoh, senior, sesepuh Golkar yang telah banyak berkiprah dalam pemerintahan, dalam keidupan kenegaraan, dalam berorganisasi Golkar," kata Akbar usai bertemu BJ Habibie.
Akbar telah bertemu dengan Habibie sebelum Munas IX Golkar di Bali. Saat itu, Akbar melaporkan mengenai situasi yang dialami Golkar dengan adanya tim penyelamat Agung Laksono dan Priyo Budi Santoso.
"Barulah hari ini, sekarang saya melaporkan lagi pada beliau, dimana sudah terjadi Munas Bali dan juga Munas Ancol," katanya.
Dalam pertemuan itu, Akbar mengatakan Habibie prihatin dengan adanya dualisme kepemimpinan dalam tubuh partai berlambang pohon beringin itu.
"Beliau tidak memperkirakan sampai sejauh itu, terjadinya dua organisasi dgn adanya munas, yang dilakukan Agung Laksono dan sebagai senior, sesepuh, dia sedang memikirkan langkah-langkah, apa yang bisa dilakukan oleh beliau sebagai sesepuh," tuturnya.
Habibie, kata Akbar, berencana mengundang sesepuh Golkar untuk mencari solusi yang tepat menyelesaikan konflik Golkar. Namun, Akbar belum mengetahui kapan rencana pertemuan tersebut.
"Harapan bisa terwujud suatu katakanlah rekonsiliasi, atau islah sehingga Golkar bisa terus melanjutkan khittah sebagai kekuatan politik di dalam menghadapi berbagai agenda organisasi, khususnya agenda politik, di tahun 2014 sudah cukup banyak agenda politik yang dihadapi parpol," tutur Mantan Ketua DPR itu.