Rumah Arif Tuban Pernah jadi Lokasi Perencanaan Pelatihan di Aceh
Densus 88 Anti Teror Mabes Polri terus memburu para pelaku terorisme yang telah menjadi DPO-nya.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Densus 88 Anti Teror Mabes Polri terus memburu para pelaku terorisme yang telah menjadi DPO-nya.
Terakhir pada Minggu (21/12/2014) pukul 20.15 WIB di pertigaan Bandeng kec. Glagah Kab. Lamongan. Densus menangkap terduga teroris yakni Tony Sangralo alias Toni alias Amir alias Fadhli alias Abu Sauqi (36).
Toni merupakan seorang wiraswasta, warga Dsn Kalimalang Rt 3 Rw 1, Desa Kentong, Kec. Glagah Kab. Lamongan Jawa Timur.
Karo Penmas Mabes Polri, Brigjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan Toni memang sudah lama menjadi DPO Densus 88 karena terkait pelatihan di Jantho Aceh.
"Selama ini dia (Toni) memang belum tertangkap, dan berhasil ditangkap kemarin Minggu (21/12/2014) kata Boy pada Tribunnews.com.
Boy melanjutkan menurut keterangan dari Arif Tuban, tersangka teroris yang ditangkap di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan pada Kamis (19/6/2014) silam.
Diketahui rumahnya memang pernah menjadi tempat kumpul untuk merencanakan giat pelatihan di Aceh yang dihadiri oleh banyak orang, diantaranya rahmat sah, margono, Pak Sis, dan Arif Tuban sendiri.
Untuk diketahui, Arif Budi Setyawan alias Arif Tuban dan Akbar alias Mury alias Donal ditangkap Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri, mereka tergabung dalam kelompok teroris Poso pimpinan Santoso.
Arif Tuban di tangkap di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan pada Kamis (19/6/2014). Kemudian hasil pengembangan ditangkap lah Mury alias Donal di Jalan Dalang Rt 011 Rw 05 No 55, Kelurahan Munjul, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, Selasa (24/6/2014) sore.
"Dua orang terduga teroris adalah jaringan Mujahidin Indonesia Timur. Pembakaran dan penyerangan itu perintah Santoso untuk segera melakukan amaliyah," kata Kapolri Jenderal Polisi Sutarman.
Kemudian, dari hasil penyelidikan diketahui juga jaringan teroris Poso yang dipimpin Arif Tuban tersebut merencanakan untuk menyerang sebuah pos polisi di Depok, Jawa Barat dan sejumlah Pos Polisi di DKI Jakarta.