Terus Lafalkan Doa, Yudi Tunggu Kabar Kakak Ipar di Juanda
Keluarga dari 155 penumpang dan tujuh kru pesawat AirAsia QZ8501 yang hilang dalam penerbangan menuju Singapura, menyesaki Crisis Centre Terminal 2
Editor: Ade Mayasanto
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Keluarga dari 155 penumpang dan tujuh kru pesawat AirAsia QZ8501 yang hilang dalam penerbangan menuju Singapura, menyesaki Crisis Centre Terminal 2 Bandara Internasional Juanda, Surabaya, Minggu (28/12/2014). Namun, hingga tadi malam tanda-tanda keberadaan pesawat belum diketahui.
"Keluarga mengutus saya datang kesini untuk ngecek," kata Yudi, yang datang ke Bandara Juanda untuk mengetahui kabar terakhir kakak iparnya, Saiful Rakhmad.
Saiful sendiri orang Pekanbaru. "Ia bekerja sebagai teknisi di AirAsia sekitar enam tahun," terang Yudi. Sebelumnya, Saiful pernah bekerja di Mandala Air.
Yudi terlihat pasrah. Beberapa kali mulutnya melafalkan doa-doa. "Saya akan nunggu di sini (Bandara Juanda) sampai dapat kepastian nasib kakak ipar saya," ucapnya.
Dari akun Facebook-nya, Saiful Rakhmad diketahui alumni SMU 6 Pekanbaru (sekarang SMU 8). Ia baru dua tahun dipindahkan ke kantor AirAsia di Bandara Juanda, Surabaya. Sebelumnya, ia bertugas di Jakarta.
Saiful Rakhmad dikenal enerjik dan jago bermain bola. Demikian postingan seorang anggota situs jejaring sosial Kaskus dengan nama pengguna nice_squid, Minggu malam pukul 22.00 WIB.
"Teknisi: Saiful Rakhmad adalah temen dan tetangga saya sewaktu masih tinggal di komplek AURI di pekanbaru, tepatnya di depan rumah saya, orangnya enerjik dan jago maen bola, dan juga pinter," tulisnya.
"Saiful Rakhmad (Ipul), anak seorang pensiunan Bintara AU di PKB (Pekanbaru). Mohon doanya seluruh penumpang dan crew selamat," demikian nice_squid.
Pesawat AirAsia QZ8501 dinyatakan hilang pada pukul 07.55 WIB. Pesawat yang seharusnya sudah mendarat di Singapura pukul 08.30 waktu setempat (atau pukul 07.30 WIB) itu membawa 155 penumpang, termasuk 16 anak-anak dan satu bayi, serta tujuh awak kabin. Berdasar kewarganegaraannya, 149 orang berasal dari Indonesia, tiga orang dari Korea Selatan, serta Inggris, Singapura, serta Malaysia masing-masing satu orang.
Minggu sore, setelah 10 jam berlalu tanpa ada kabar menggembirakan, Wakil Presiden Jusuf Kalla menyampaikan ucapan duka kepada keluarga penumpang pesawat. "Dengan sudah lebih 10 jam ini, kemungkinan besar sudah terjadi kecelakaan," kata Kalla usai memimpin rapat pencarian pesawat di Kantor Badan SAR Nasional (Basarnas), Jakarta.
Untuk itu, Kalla menyampaikan duka citanya kepada keluarga korban dan kru pesawat. "Pemerintah menyatakan keprihatinannya dan duka cita yang mendalam," ucapnya. Ia menjanjikan pemerintah akan melakukan segala upaya untuk menemukan pesawat.
Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Perhubungan Udara Joko Murdjatmojo mengemukakan, pesawat AirAsia QZ8501 sempat melakukan kontak terakhir dengan ATC di Bandara Soekarno-Hatta pukul 06.12 WIB untuk meminta belok ke kiri dan naik dari ketinggian 32.000 kaki menuju 38.000 kaki. Petugas Air Traffic Controller (ATC) telah menyetujui permintaan untuk belok ke kiri, namun tidak dengan permintaan naik. "Terdapat pesawat lain pada ketinggian yang lebih tinggi," kata Joko.
Sementara pencarian difokuskan di perairan antara Belitung dan Kalimantan, lokasi terakhir pesawat AirAsia QZ 8501 sebelum kehilangan kontak. Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI FHB Soelistyo mengatakan, pencarian pesawat itu berdasarkan tangkapan radar yang diterima ATC Bandara Soekarno-Hatta.
"Sementara kurang lebih perkiraan 270 nautical mille dari Pulau Bangka, itu analisis dari tangkapan radar ATC. Sehingga titik itulah yang menjadi tahap pencarian awal," kata Soelistyo, di Kantor Basarnas.
Upaya pencarian dilakukan Basarnas bersama TNI, dan Polri dihentikan Minggu malam, sekitar pukul 19.00 WIB, karena cuaca buruk. Pencarian akan dilanjutkan pagi ini