Menteri Hanif Tinjau Rusun Marunda
Menaker mengaku mendapatkan beberapa hal penting seperti soal kenyamanan, harga sewa, fasilitas, keamnanan serta kebersihan rusun.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Ketenaga Kerjaan RI (Menaker) M Hanif Dhakiri terus melakukan kunjungan-kunjungan ke penampungan hingga rumah susun (rusun) yang dihuni oleh para tenaga kerja Indonesia (TKI).
Kali ini yang dikunjungi menteri Hanif Rusun yang berada di kawasan Marunda, Jakarta Utara.
"Saya sudah melihat rusun di komplek kawasan industri di Makassar dan sekrang saya pingin tahu disini (Rusun Marunda) bagaimana, karena disana (Makassar) hanya sepetak, kamar mandi diluar, dapur juga diluar sementara di rusun Marunda sudah lumayan baik karena kamar mandi dan dapur berada didalam serta ada kamar sendiri selain ruang tamu," kata Menteri Hanif saat meninjau Rusun Marunda, Senin (5/1/2014).
Menaker menuturkan, kunjungan ke Rusun Marunda dilakukan dalam rangka melakukan pengecekan rusun untuk buruh yang layak dan juga sebagai pembanding perumahan buruh yang baik, murah serta nyaman.
"Dari temuan ini, saya akan menjadikannya sebagi bahan untuk membuat model perumahan buruh di 9 provinsi yang sudah ditetapkan oleh pemerintah," tutur Kader Muda NU ini.
Sembilan Provinsi yang akan menjadi percontohan pembangunan rumah buruh yang layak itu diantaranya DKI jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Sumatera Selatan dan Sumatera Utara.
"Itu program Kemenaker tahun 2015 inin dan akan menampung sekitar 10 000 pekerja atau buruh," ujar mantan Sekertaris Jenderal Partaim Kebangkitan Bangsa ini.
Dalam kesempatan itu, Menaker mengaku mendapatkan beberapa hal penting seperti soal kenyamanan, harga sewa, fasilitas, keamnanan serta kebersihan rusun.
"Pembanding terkait fasilitas, unit ruangan, ada yang petak, ada kamar mandi dalam, soal harga sewa yang terjangkau, di Makassar lebih jauh," ucapnya.
Sebelum melakukan kunjungan ke Rusun Marunda, Ia juga mengaku sudah mengunjungi beberapa kota di Indonesia, salahsatunya seperti di Kawasan Industri Makassar (KIMA).