Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bukti Kerja Kompolnas Tidak Rapi

Bambang Widodo Umar menilai buruknya hasil penilaian Kompolnas menandakan ada cara kerja yang tidak beres dalam lembaga tersebut.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Bukti Kerja Kompolnas Tidak Rapi
The Jakarta Post/Dhoni Setiawan
Calon Kapolri, Komjen Pol Budi Gunawan (kanan) berbincang dengan Ketua Komisi III DPR RI, Aziz Syamsuddin di kediaman Budi Gunawan, Jalan Duren Tiga Barat VI Nomor 21, Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (13/1/2015). Menurut Aziz pertemuan ini merupakan salah satu proses fit and proper test. Selanjutnya Rabu (14/1/2015) akan dilakukan fit and proper test yang resmi di Gedung DPR RI. Sebelumnya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menetapkan Budi Gunawan sebagai tersangka terkait dugaan penerimaan hadiah atau janji saat menjabat sebagai Kepala Biro Pembinaan Karir Deputi Sumber Daya Manusia Mabes Polri tahun 2004-2006. (The Jakarta Post/Dhoni Setiawan) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penilaian ‎Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) terhadap Komjen Pol Budi Gunawan, telah menjadi rujukan Presiden Jokowi untuk merekomendasikan Jenderal bintang tiga tersebut sebagai calon Kapolri satu-satunya.

Namun ternyata pada selasa kemarin, Budi Gunawan ditetapkan tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), terkait rekening gendut.

Pengamat Kepolisian Bambang Widodo Umar menilai buruknya hasil penilaian Kompolnas menandakan ada cara kerja yang tidak beres dalam lembaga tersebut.

"Ada cara kerja yang tidak rapi oleh Kompolnas. Mereka mesti sadar, kalau (Kompolnas) masih berkelit ini akan lebih rusak," ujar Bambang di kantor KontraS, Jalan Borobudur, Jakarta, Rabu (14/1/2014).

Sementara itu, di tempat yang sama Koordinator KontraS, Haris Azhar mengatakan dengan tersangkanya Budi Gunawan, sebaiknya pencalonan Kapolri terhadap jenderal bintang tiga tersebut meati segera dicabut.

"Jadi penekanannya sekarang, cabut pencalonan Budi Gunawan, langsung ungkap ke publik bagamana mekanisme memilih calon Kapolri baru," katanya.

BERITA TERKAIT
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas