Masyarakat Indonesia Diimbau Tak Terprovokasi Majalah Charlie Hebdo
Arrmanatha Nasir mengimbau masyarakat Indonesia khususnya umat Islam tak terprovokasi atas penerbitan majalah satire Charlie Hebdo
Penulis: Edwin Firdaus
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI, Arrmanatha Nasir mengimbau masyarakat Indonesia khususnya umat Islam tak terprovokasi atas penerbitan majalah satire Charlie Hebdo, yang kembali menayangkan karikatur Nabi Muhammad.
Tata, begitu biasa Arrmanatha biasa disapa, mengatakan bahwa pihaknya akan terus mendorong pendekatan toleransi agama, kebudayaan, dan peradaban.
"Kita berupaya agar masyarakat Indonesia tidak ada yang terprovokasi mengenai apa yang terjadi di Prancis," kata Tata di kantor Kemlu, Jakarta, Kamis (15/1/2015).
Lebih lanjut, merespon polemik yang ada, Tata mengatakan rencananya
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sudah mengeluarkan instruksi untuk mengundang berbagai stake holder baik dari akademisi, media, dan para pemuka agama.
Menlu kata dia sudah menjadwalkan menggelar focus group disscussion (FGD) terkait Charlie Hebdo hari Senin (19/1/2014), sepulang dari acara perpisahan dengan Kedutaan Besar Indonesia di Belanda.
"Kebebasan berekspresi suatu yang harus dihormati tapi bukan tidak tanpa batas. Tapi kita harus secara mutlak menghormati kebebasan beragama," kata Tata.
Untuk diketahui, satu minggu pascapenyerangan ke kantor majalah 'kotroversi' Charlie Hebdo, Majalah itu menerbitkan edisi khusus Para Pejuang yang dicetak sebanyak tiga juta eksemplar, Rabu (14/1/2015).
Dalam edisi itu redaksi Charlie Hebdo kembali memasang karikatur Nabi Muhammad. Dalam hitungan beberapa jam, majalah edisi itu pun langsung ludes terjual di Prancis. Sehingga pihak penerbit akan mencetak ulang sekitar dua juta eksemplar lagi.