Politikus PKS: Polisi Tinggal di Kandang Sapi Imbangi Berita Rekening Gendut
Seharusnya, lanjut Aboe Bakar, kebutuhan dasar setiap aparat negara harus dipenuhi, sehingga mereka akan mampu memberikan layanan prima.
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keberadaan polisi yang tinggal di Kandang Sapi itu sangat memprihatinkan kita. Demikian dikemukakan Anggota Komisi III DPR, Aboe Bakar Al Habsy, ketika dimintai tanggapannya, Jumat (16/1/2015).
"Aparat negara yang seharusnya mengayomi dan melayani masyarakat masih harus disibukkan dengan persoalan domestiknya," kata politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.
Tentunya, menurut Aboe Bakar, hal seperti ini seharusnya tidak boleh terjadi. "Bagaimana mungkin aparat akan dapat memberikan pelayanan yang maksimal untuk masyarakat, sedangkan dirinya sendiri masih dibawah garis kemiskinan," katanya.
Seharusnya, lanjut Aboe Bakar, kebutuhan dasar setiap aparat negara harus dipenuhi, sehingga mereka akan mampu memberikan layanan prima.
"Polda seharusnya memprioritaskan Polisi tersebut untuk menempati asrama atau rumah dinas yang ada. Sehingga dia bisa menjalankan tugas dengan baik," katanya.
Meskipun demikian, Aboe Bakar mengatakan disisi lain ada hikmah yang terkandung, kejadian ini akan menjadi penyeimbang berita rekening gendut polisi.
"Selama ini masyarakat memiliki persepsi bahwa polisi selalu sejahtera, bahkan ada yang berekening gendut. Berita dari Jogya ini dapat menjadi penyeimbang untuk masyarakat. Selain itu, berita polisi Yogya ini juga menampik asumsi bahwa masuk polisi harus selalu pakai duit dan beking yang kuat," kata Aboe Bakar.
Diberitakan sebelumnya, rumah Bripda Muhammad Taufik Hidayat, polisi muda putra dari pasangan Triyanto dan Martinem ini, menjadi sorotan publik karena menggunakan bekas kandang sapi.
Bangunan semi permanen di Jongke Tengah, Sendangadi, Mlati, Sleman, yang dulunya difungsikan sebagai kandang sapi. Bahkan, tak berada jauh dari bangunan tersebut, masih berdiri kandang dengan sapi-sapinya. Bau kotoran sapi sudah menjadi kesehariannya.