Kakek Gemetaran Datangi Bakal Makam Terpidana Mati Rani
"Semalam saya baru ke dokter. Cek darah. Sakit pinggul," ucap Asep kepada Warta Kota.
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - Asep Kurnia (66) mendatangi penggalian makam cucunya, Rani Andriani (38), Sabtu (17/1/2015). Tubuh Asep kelihatan gemetar.
"Semalam saya baru ke dokter. Cek darah. Sakit pinggul," ucap Asep kepada Warta Kota. Namun gemetar itu bukan dari sakit pinggulnya.
Menurut Asep dia sudah lama gemetaran seperti itu. Dokter umum menyebut ada masalah di syarafnya. Dia harusnya diperiksa di dokter syaraf. Tapi Asep belum pernah pergi memeriksanya.
Sebenarnya, Rani masih cucunya. Nenek Rani adakal kakaknya Asep. "Rani ini memanggil saya kakek," kata Asep. Asep mengaku tak menyangka cucunya bisa berbuat begitu, menjadi kurir Narkoba.
Kendati begitu, Asep tetap rela Rani dimakamkan di kuburan keluarga itu.
Sebab, kata Asep, ayahnya-Abeh Subarna yang meninggal tahun 1993, sekaligus buyut Rani, sudah mewanti-wanti Asep bahwa tanah itu untuk semua keturunan Abeh yang meninggal.
"Kalau bapak saya bilang, tanah ini adalah tanah untuk para keturunannya pulang ke alam baka," ucap Asep kepada Wartakotalive.com.
Tempat Pemakaman Pribadi keluarga Rani itu berada di Kampung Ciranjang, RT 1/8, Desa Ciranjang, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten cianjur.
Luas lahannya sekitar 400 meter. Disana sudah ada 13 makam. Rani akan jadi makam ke -14 disitu.(Theo Yonathan Simon Laturiuw)