Pengamanan Adnan Diperketat, Takut Dibekuk Seperti Bambang Widjojanto
Adnan mengaku pemberitaan bahwa dirinya dilaporkan ke Bareskrim Mabes Polri dengan tuduhan perampasan saham, sedikit banyak cukup mengusiknya.
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Adnan Pandu Praja (54) keluar dari balik gerbang besar rumahnya di Jalan Duta, Gang Soleh, Kampung Sugutamu, RT 2/28, Nomor 98, Kelurahan Bakti Jaya, Sukmajaya, Depok, Minggu (25/1/2015) sore sekira pukul 17.15.
Ia didampingi seorang petugas keamanan berbaju dinas biru. Dengan wajah yang masih terlihat lelah, Adnan membuka gerbang kecil dan memasuki pelataran pendopo kayu yang ada di seberang rumahnya, dimana Warta Kota diminta menunggu untuk bertemu.
Pendopo berlantai kayu seluas sekitar 50 meter persegi ini berada di sisi utara di lahan seluas sekitar 500 meter, yang berupa kebun yang juga masih milik Adnan.
Ada bangunan permanen di lahan kebun, yang ditempati para tukang kebun dan sopir. Bahkan tak jarang digunakan juga sebagai tempat bersantai oleh ajudan dan pengawal Adnan.
"Rasa was-was, kalau apa yang terjadi pada Pak BW akan terjadi juga sama saya, pasti ada. Tapi saya coba berpikir positif saja," kata Adnan yang mengaku baru bangun tidur usai pulang dari Care Free Day, kepada Warta Kota, Minggu sore.
Adnan mengaku pemberitaan bahwa dirinya dilaporkan ke Bareskrim Mabes Polri dengan tuduhan perampasan saham, sedikit banyak cukup mengusiknya.
Namun ia mengaku optimistis dan berharap peristiwa penangkapan yang terjadi pada Bambang Widjojanto tidak terjadi pada dirinya akibat laporan itu. "Saya cukup optimis, tidak akan mengalami peristiwa seperti yang dialami Pak BW. Itu harapan saya," kata Adnan tenang.
Menurut Adnan, peristiwa penangkapan yang terjadi pada BW seharusnya menjadi pelajaran bagi Polri. Sehingga kata dia, ia cukup yakin hal itu tak akan terjadi lagi dan menimpa dirinya.
"Jika kembali terjadi lagi kepada saya (penangkapan Polisi atas BW-Red), saya yakin Presiden Jokowi akan bertindak. Beliau sudah mewanti-wanti itu," ujar Adnan yang mengenakan baju koko putih dan celana bahan biru terang.
Adnan menjelaskan saat dirinya berhasil membawa BW yang sebelumnya sudah resmi ditahan Mabes Polsi, hal itu sebenarnya menunjukkan pimpinan KPK dan Polri tak ada masalah.
"Itu sudah membuktikan KPK dan Polri tak ada masalah. Juga dalam rangka mematuhi pimpinan Presiden, yakni agar antara KPK dan Polri tidak terjadi konflik," paparnya.
Walaupun begitu, kata Adnan, sekalipun perkembangan hubungan KPK dan Polri semakin baik, ada pihak-pihak yang berupaya memancing kedua lembaga itu kembali bertikai. "Itu mungkin dilakukan melalui pelaporan atas saya," katanya.
Karenanya, Adnan mengaku khawatir pancingan pihak tertentu itu berhasil dan peristiwa penangkapan atas BW terjadi juga pada dirinya. "Saya akui, rasa was-was tetap ada. Tapi saya percaya atas lembaga negara dan Presiden," katanya.
Karena itu pula, Adnan mengakui pengamanan melekat pada dirinya dan rumahnya kini bertambah dan lebih diperketat dibanding sebelumnya. Jumlah petugas yang berjaga pun diakuinya bertambah.
"Sekarang ada dua petugas keamanan atau satpam terlatih tambahan yang disediakan KPK buat saya. Sebelumnya sudah ada ajudan dan dua polisi yang bergantian mengawal saya," kata Adnan.
Selain semua pengamanan itu, Adnan juga mengaku sejumlah pemuda yang masih kerabat ikut meramaikan menjaga rumahnya dan dirinya.
Pantauan Warta Kota, rumah Adnan sebenarnya tercatat di Komplek Mutiara Duta, RT 9/11, Blok B9, Kelurahan Bakti Jaya, Sukmajaya, Depok.
Namun rumah ini tembus hingga ke bagian belakang sepanjang sekitar 20 meter, ke Gang Soleh, Kampung Sugutamu, RT 2/28, Nomor 98, Kelurahan Bakti Jaya, Sukmajaya, Depok. Bahkan di bagian belakang ini memiliki halaman lebih luas dari bagian rumah di Komplek Mutiara Duta.
Di bagian ini tembok batu alam besar menghiasi dinding depan setinggi dua meter lebih. Gerbang rumah bermodel minimalis warna hitam di samping tembok semakin membuatnya kokoh.
Karenanya ada dua alamat dengan RT dan RW berbeda, pada rumah Adnan. Satu di Komplek Mutiara, RT 9/11, Blok B9, Kelurahan Bakti Jaya, Sukmajaya, Depok dan satu lagi di Kampung Sugutamu RT 2/28, No 98, Baktijaya, Sukmajaya, Depok.
Dua bagian rumah yang besar itu walau menyatu, masih terasa seperti dua bagian. Karena untuk ke masing-masing bagian rumah harus melewati jalan berbeda dan agak jauh serta memutar.
Bukan itu saja, di seberang rumah yang berada di Kampung Sugutamu, ada lahan besar seluas sekitar 500 meter persegi yang dipisahkan jalan Gang Soleh.
Di lahan inilah ada pendopo dan satu bangunan permanen yang dilengkapi dapur dan bangku serta satu televisi besar.
"Di pendopo ini, bapak biasa terima tamu juga wartawan. Bahkan kalau ada acara, ibu (istri Adnan-Red) masaknya ya di bangunan di samping pendopo," kata salah seorang tukang kebun Adnan, yang mengaku sudah 5 tahun lebih bekerja pada Adnan.
Menurutnya sejak Adnan diberitakan dilaporkan ke polisi, selain pengamanan tambahan disediakan KPK, beberapa pemuda berbadan tegap yang masih kerabat juga ikut berjaga-jaga baik di rumah atau di bangunan di depan rumah di lahan kebun.
"Bahkan ajudan dan dua polisi yang kawal bapak, juga sering di sini," katanya.(BUDI SAM LAW MALAU)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.