Mekanik AirAsia Saiful Rakhmad Masih Sering Minta Disuapi Liana
Selama kuliah, Ipul tinggal bersama Liana di rumahnya itu. Namun, sejak bekerja di AirAsia sebagai mekanik, 3,5 tahun lalu, tinggal di Sidoarjo.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Mohamad Yusuf Makasar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pupus sudah harapan Liana (40), untuk mendapatkan kabar adik bungsunya, Saiful Rakhmad (38), kembali ke rumah dengan keadaan selamat. Syaiful atau yang kerap disapa keluarganya, Ipul, dikabarkan
ditemukan nelayan di Pelat Toang, Kecamatan Sendana, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, meninggal dunia dengan mengapung di laut.
Ipul, merupakan salah satu korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501. Ditemui Warta Kota (Tribunnews.com Network) di
tempat tinggalnya, Jalan Surya No 524 RT 05/09 Halim Perdana Kusuma, Makasar, Jakarta Timur, Rabu (28/1/2015) sore, mata Liana masih terlihat sembab.
Liana menceritakan kebersamaannya bersama Ipul yang merupakan anak bungsu dari enam bersaudara. Ipul adalah anak laki satu-satunya di keluarga.
"Bapak saya, almarhum Naim Muis, dulu sebagai provost TNI AU. Kalau ibu, almarhumah Siti Aisyah (46), hanya ibu rumah tangga. Mungkin karena bapak di TNI AU, Ipul jadi tertarik di dunia penerbangan," katanya.
Ipul lahir di Kalijati, Subang, 11 September 1976. Ia menyelesaikan kuliahnya di D3 di kampus Akademi Aeronetika Dirgantara Bandung dan S1 di Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN) Jakarta. Pria dengan tinggi 180 cm itu dikenal cerdas. Sejak duduk di bangku sekolah kerap meraih ranking satu. Begitu juga saat kuliah, meraih nilai yang selalu tinggi.
Selama kuliah tersebut, Ipul tinggal bersama Liana di rumahnya itu. Namun, sejak bekerja di AirAsia sebagai mekanik, 3,5 tahun lalu, tinggal di Sidoarjo, Surabaya.
"Dia sebagai anak bungsu, memang terbilang manja. Tapi sebagai laki-laki satu-satunya, dia juga menjadi pengganti ayah kami, sebagai kepala keluarga. Sampai sudah menikah sekalipun," katanya.
Namun, Ipul yang dikenalnya sebagai pria yang pintar dan humoris, juga terbilang manja kepada dirinya.
"Sampai sudah punya anak tiga, dia kadang kalau ke rumah ini, masih minta disuapi makan sama saya. Saya rindu..rindu sekali...saya mau suapi makan dia, rindu suaranya, rindu candaannya. Karena selama ini hampir seminggu tiga kali saya selalu telepon dia. Tapi sekarang, untuk mengobati rasa rindu ini paling saya telepon anak-anaknya," katanya.
