Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Beda 100 Hari Pemerintahan Jokowi dengan SBY Versi Indo Barometer

Menurut M Qodari, 100 hari pemerintahan SBY cenderung lebih kondusif dibanding pemerintahan Jokowi.

Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Beda 100 Hari Pemerintahan Jokowi dengan SBY Versi Indo Barometer
Warta Kota/Alex Suban
Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Jaksa Agung, HM Prasetyo, dan Wakapolri, Komjen Pol Badrodin Haiti (depan, kiri ke kanan) memberikan penjelasan tentang sikap pemerintah terkait penangkapan Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto oleh Bareskrim Polri, di teras Istana Bogor, Bogor, Jawa Barat, Jumat (23/1/2015). Presiden meminta pada institusi Polri dan KPK untuk memastikan bahwa proses hukum yang ada harus objektif dan sesuai dengan aturan UU yang ada. (Warta Kota/Alex Suban) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Zulfikar

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari menilai ada perbedaan pemerintahan Joko Widodo dengan Susilo Bambang Yudhoyono saat memasuki 100 hari pertama masa kerja. Menurutnya, 100 hari pemerintahan SBY cenderung lebih kondusif dibanding pemerintahan Jokowi.

"100 hari pemerintahan Jokowi kebalikan dari pemerintahan SBY. Kalau 100 hari pemerintahan SBY kondisi politik, hukum, dan ekonomi cenderung stabil," kata Qodari ketika dikonfirmasi, Jumat (30/1/2015).

Qodari menuturkan, 100 hari pemerintahan SBY di bidang ekonomi cenderung stabil. Menurutnya, dalam 100 pemerintahan SBY, Ketua Umum Demokrat itu tidak mau mendengarkan masukan para ekonom.

"Kalau 100 hari pemerintahan Jokowi cenderung mendengarkan masukan dari ekonom. Jokowi berani mengambil langkah revolusioner," tuturnya.

Masih kata Qodari, di bidang politik dan hukum pada 100 hari pemerintahan SBY pun kondusif dan tidak terjadi kegaduhan. Sementara, pada 100 hari pertama pemerintahan Jokowi terjadi kegaduhan politik seperti terbelahnya parlemen dan perpecahan parpol.

"Jokowi cukup lemah di bidang politik. Karena dia tidak memiliki dukungan yang kuat," tandasnya.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas