Datangi KPK, 10 Putri Indonesia Minta Abraham Samad Tidak Cengeng
Enam diantara mereka membawa bingkai foto bergambar Ketua KPK Abraham Samad.
Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sepuluh perempuan cantik yang menamakan dirinya Putri Indonesia mendatangi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jakarta, Jumat (30/1/2015).
BACA: Heboh Foto Mesra Abraham Samad dengan Putri Indonesia
Perempuan-perempuan cantik ini mengenakan pakaian yang didominasi warna merah.
Enam diantara mereka membawa bingkai foto bergambar Ketua KPK Abraham Samad.
Dalam foto tersebut tertulis 'SAVE KPK' dan 'SAVE YAYANK BEPPHH'.
Itu adalah kalimat sindiran yang dilontarkan mengenai sikap Abraham Samad yang dinilai cengeng.
BACA JUGA: Foto Mesra Abraham Samad dengan Putri Indonesia Direkayasa
Rahmat Latuconsina, koordinator Masyarakat Bersama Antikorupsi, yang mendatangkan perempuan-perempuan cantik itu mengatakan Samad tidak perlu meneteskan air mata terkait permasalahan yang mendera KPK.
"Itu merupakan sindiran bahwasanya kita ingin mengatakan bahwa kalau memang lembaga KPK harus diselematkan oke kita sepakat kita selamatkan. Tapi tidak komsionernya yang bermasalah," ujar Rahmat di KPK.
Rahmat mengatakan perempuan itu sengaja dicitrakan 'Putri Indonesia' lantaran foto mesra diduga Abraham Samad bersama Putri Indonsia Elvira.
Selain itu, 'Putri Indonesia' itu juga membagi-bagikan tisu kepada siapa saja yang berada di KPK termasuk aparat kepolisian.
"Mereka secara simbolis membagi-bagikan tisu itu adalah gerakan sindiran bahwa Abraham Samad harus dihapus airmatanya. Tidak ada pemimpin yang seperti itu, tidak ada pemimpinyang cengeng dan KPK tidak butuh pemimpin yang cengeng.
Tidak Dibayar
Sepuluh perempuan cantik itu berprofesi sebagai model sebuah penyedia operator telepon.
Menurut Rahmat, mereka sepakat untuk terlibat lantaran memilii hubungan emosional dan mereka tertarik ikut lantaran bisa mendongkrak popularitas mereka mengingat isu KPK kini cukup menyita perhatian.
"Mereka itu model. Aku datangi mereka tadi malam ngobrol-ngobrol, aku minta bantuan. Mereka itu perlu eksis. Isu ini manarik. Kita nggak pake bayaran," tukas Rahmat.