Menyelami Perjuangan Aceh Merdeka Lewat Autobiografi Husaini Hasan
'Dari Rimba Aceh Ke Stockholm,' adalah autobiografi mantan Sekretaris Negara Aceh, Husaini M Hasan. Ia mau meluruskan sejarah perjuangan Aceh Merdeka.
Penulis: Y Gustaman
Launching Buku Eks-Sekretaris Negara Aceh Merdeka dibanjiri pengunjung.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - "Meluruskan sejarah perjuangan Aceh Merdeka yang telah diputar-balikkan oleh teman-teman seperjuangan, yang tidak bertanggung jawab demi kekuasaan dan pundi-pundi pribadi."
Begitu satu dari lima alasan Husaini M Hasan menulis buku berjudul, 'Dari Rimba Aceh Ke Stockholm.' Semasa Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Abu Husaini biasa dipanggil, dipercaya sebagai Skeretaris Negara Aceh.
Lewat buku ini juga, Abu Husaini ingin menghapus fitnah yang mengarah kepadanya, sekaligus mewakil teman-teman seperjuangannya yang bernasib sama, difitnah dan dijadikan kambing hitam oleh sesama pejuang GAM.
Sekelumit tentang Abu Husaini adalah pelaku sejarah Aceh Merdeka pada 1976. Di dalamnya menceritakan Husaini kecil lahir di tengah kemelut Perang Dunia II; yatim sejak 9 tahun di masa Perang Darul Islam Indonesia pimpinan Tengku Daud Beureuh.
Perjalanan perjuangan GAM diulas dalam buku ini. Termasuk bagaimana awal pergerakan Aceh Merdeka, dan kepulangan Tengku Hasan M di Tiro, sampai hijrah ke rimba Aceh bersama para calon kabinet Aceh Merdeka.
"Kami tidak menyangka launching buku Dr. Husaini ini mampu mencuri perhatian lebih dari 700 undangan," ungkap Buchari selaku CEO Batavia Publishing dalam rilis yang diterima Tribunnews.com di Jakarta, Jumat (30/1/2015).
Autobiografi Abu Husaini diharapkan mampu menarik simpati berbagai kalangan, dari kementerian, DPR/DPD RI, duta besar negara sahabat, para tokoh adat, OKM,OKP, akademisi, dan tokoh masyarakat dan mahasiswa di Jakarta dan Aceh.
Dalam pidatonya Abu Husaini mengingatkan kembali Aceh adalah milik semua masyarakat Aceh yang diwariskan indatu yang diperjuangkan darah dan nyawa mereka untuk tujuan mencapai kesejahteraan dan kemakmuran bangsa Aceh.
Ia berpesan seluruh elemen masyarakat di dalam dan luar Aceh bekerjasama membangun dan mengembalikan marwah Aceh sebagai serambi Mekkah, sebagai sebuah negeri yang aman sejahtera, hidup damai dan bahagia.
"Kepada kawan-kawan mantan GAM 76 dan adik-adik serta anak/anak kami mantan GAM generasi kedua agar bersatu padu mengingat kita semuanya adalah anak rakyat. Perjuangan kita adalah untuk rakyat, untuk kita semua. Seperti dalam moto, 'Hudep beusare mate beusadjan,'" kata Abu Husaini.
Ia juga mengharapkan kerjasama yang baik semua unsur rakyat Indonesia untuk menciptakan lingkungan yang aman, damai, demi kelangsungan hidup masyarakat yang adil dan makmur di kawasan Nusantara serta di dunia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.