KPK Diminta Secepatnya Bentuk Komite Etik
Hasto sedang membuka wawasan kepada publik tentang siapa sebenarnya pimpinan KPK selama ini.
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Komunikasi Politik Universitas Sangga Buana YPKP Bandung, Roni Tabroni menilai kedatangan Pelaksana Tugas Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto ke KPK untuk memastikan bahwa dia tidak membuat fitnah kepada Abraham Samad. Menurutnya hal itu perlu diapresiasi.
"Pembuktian data yang dimiliki Hasto menjadi penting bagi publik agar publik memiliki kepastian dari opini yang disampaikan Hasto sebelumnya," kata Roni dalam keterangan tertulisnya, Selasa (10/2/2015).
Roni menuturkan, dengan data-data yang disampaikannya kepada KPK, Hasto sedang membuka wawasan kepada publik tentang siapa sebenarnya pimpinan KPK selama ini.
"Apa yang disampaikan Hasto tentu saja jangan langsung dipandang negatif, sampai pembuktiannya benar-benar terbuka," tuturnya.
Menurut dia, image yang terbentuk di awal memang Hasto terkesan ingin menggembosi KPK. "Tetapi jika dilihat lebih jauh, komitmen terhadap pemberantasan korupsi dan cinta KPK, juga harus dibarengi dengan mengkritisi sosok-sosok yang menduduki jabatannya, termasuk ketua KPK," katanya.
Menurut Roni, langkah Hasto ini dapat semakin memberikan pendidikan politik kepada publik. Dirinya berharap, atas laporan dan data-data yang dibawa Hasto tersebut pihak KPK dapat menanggapinya dengan serius.
"Sebagai bentuk keseriusan, KPK sebaiknya cepat membentuk komite etik," ujarnya.
Hal itu, kata dia, penting agar KPK yang selama ini dianggap satu-satunya tumpuan kepercayaan publik tidak pudar. KPK, kata Roni, harus terus merawat kepercayaan publik tersebut.