Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Presiden Jokowi Klarifikasi Ribut-ribut Soal Proton

Tiba dari lawatan tiga negara ASEAN, Presiden langsung klarifikasi ribut-ribut soal Proton.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Presiden Jokowi Klarifikasi Ribut-ribut Soal Proton
Reuters
Presiden Joko Widodo di pabrik mobil Proton Malaysia. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meluruskan sejumlah pemberitaan mengenai kehadirannya pada penandatanganan memorandum of understanding (MoU) antara produsen mobil Proton yaitu Proton Holdings Bhd (Malaysia), dengan perusahaan asal Indonesia PT Adiperkasa Citra Lestari, di Kuala Lumpur, Malaysia, Jumat (6/2/2015) lalu.

Setibanya di tanah air, di Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Selasa (10/2/2015) dini hari, Jokowi tegaskan, dirinya hadir atas undangan mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohammad. Juga hadir PM Najib (Dato Sri Mohammad Najib Tun Abdul Razak).

"Memang kita saat itu diundang untuk datang ke Proton. Dan yang hadir di sana adalah Chairmannya dari Mahathir mengundang secara khusus dan hadir juga PM Najib. Jadi saya pada posisi diundang datang," tegas Jokowi.

Dan terkait MoU itu sendiri, jelas Jokowi, bentuknya adalah perjanjian antar perusahaan (bisnis to bisnis). Jadi MoU tersebut sangat awal sekali. Studi kelayakannya juga belum ada.

"Dan mengenai perjanjian MoU itu adalah B to B. Juga baru tahapan sangat awal sekali. Jadi berkaitan FS (studi kelayakan)a saja belum. Jadi itu tidak perlu diramaikan," ucapnya.

Jokowi pun menampik jika kehadirannya buah pendelegasian dari Hendropriyono.

Sebelumnya saat di Filipina, saat ditanya kesiapan untuk menjadikan Proton sebagai mobil nasional, Presiden Jokowi menegaskan, belum sama sekali. Bahkan studi kelayakannya juga belum.

Berita Rekomendasi

“Saya harus melihat studi kelayakan seperti apa kemudian targetnya yang musti dicapai itu seperti apa,” tutur Jokowi.

Menurut Presiden Jokowi, Indonesia adalah negara yang sangat terbuka, yang menerima investasi dari manapun, termasuk Malaysia.

“Ya kalau investasi ya silahkan, mau dari Korea juga silahkan, mau dari Jepang yang sudah banyak dan mau investasi lebih besar lagi silahkan, kita butuh investasi,” tutur Jokowi. (Andri Malau)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas