TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kubu Djan Faridz meminta kubu M Romahurmuziy untuk melakukan islah. Sekjen PPP versi Muktamar Jakarta Dimyati Natakusumah mengatakan pihaknya membuka diri untuk islah.

"Nyari apa sih, DPR-MPR sudah penuh, menteri sudah penuh, pilkada urusan daerah. Enggak ada untungnya berperang. Kalau islah, ketum bagaimana pembicaraan, win-win solution pastinya," kata Dimyati di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (27/2/2015).

Ia mencontohkan Partai NasDem saat Patrice Rio Capella awalnya menjabat sebagai Ketua Umum. Kemudian Patrice digeser menjadi Sekjen, sebab Surya Paloh menjadi ketum karena lebih sepuh. "Yang muda kan masih banyak kesempatan. Perang gak ada untungnya, Amerika-Vietnam, Amerika-Irak, apakah Amerika untung setelah perang? Nggaklah," tuturnya.

Bahkan, Dimyati tidak mempermasalahkan jika jalan keluar islah dengan dua ketua umum. Lalu terdapat penambahan kepengurusan. "Yang penting menyatu," ujarnya.

Ketum PPP versi Munas Jakarta Djan Faridz, kata Dimyati, telah menginginkan islah. Ia juga mengatakan PPP telah membentuk tim islah yang berisi politisi senior Hamzah Haz, Ketua Umum Muhamadiyah Din Syamudin dan Ketua Majelis Syariah KH Maimoen Zubair.

"Kita ingin Romy mengutus pihak untuk mewujudkan islah. Siapa saja, figur Islam. Mbah Moen kan sama-sama Ketua Majelis Ayariah di kubu Djan dan Romi. Kalau perlu Presiden Jokowi," tuturnya.