Ceu Popong: Golkar 'Diobok-obok' Hati Saya Perih Sekaligus Bangga
Keperihan hati seorang Popong lantaran elit partai sebesar Partai Golkar khilaf akan tujuan utama didirikannya partai berlambang Pohon Beringin ini.
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Dewi Agustina
"Sekarang penjajahan itu bukan dengan militer, tapi dengan penjajahan ekononomi, budaya dan teknologi. Makanya kami di Komisi X sedang mengupayakan Undang-undang Kebudayaan untuk menjaga kebudayaan kita karena sekarang ini globalisasi dari asing terus berjalan," imbuhnya.
Bagi Ceu Popong, rakyat dan bangsa Indonesia sendiri yang dirugikan dari konflik yang terjadi di Partai Golkar akibat upaya 'obok-obok' dari negara asing ini.
"Yang dirugikan itu yah rakyat Indonesia, bangsa Indonesia, walaupun yang hiruk-pikuk dan berantem itu sebagian dari rakyat Indonesia seperti Golkar, PPP dan mungkin ada partai lain lagi," kata Ceu Popong.
Menurutnya, hal itu sudah bisa terlihat dari tersitanya perhatian rakyat dengan adanya konflik Partai Golkar kendati saat ini ada masalah lain dari rakyat yang lebih serius.
"Sekarang warga banyak yang lupa bekerja karena nonton di depan tv menyaksikan hiruk-pikuk Golkar," kata Ceu Popong.
"Saya pernah beberapa kali ditanya sama warga, ibu-ibu, kenapa Golkar ribut terus jadi begini. Saya jawabnya, saya acungkan dua jempol. Kenapa begitu? Karena, konflik ini semua supaya rakyat lupa harga beras sekarang sudah Rp 12 ribu sekilogram, Golkar bisa buat menghibur rakyat. Mereka jadi lupa harga tiket kereta api ekonomi dinaikkan, lupa gas LPG sudah mahal dan langka, lupa harga cabai terus naik," imbuhnya. (coz)