Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ceu Popong: Golkar 'Diobok-obok' Hati Saya Perih Sekaligus Bangga

Keperihan hati seorang Popong lantaran elit partai sebesar Partai Golkar khilaf akan tujuan utama didirikannya partai berlambang Pohon Beringin ini.

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Ceu Popong: Golkar 'Diobok-obok' Hati Saya Perih Sekaligus Bangga
TRIBUN/DANY PERMANA
Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat dari DPR Popong Otje Djunjunan 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi senior Partai Golongan Karya (Golkar), Popong Otje Djundjunan atau karib disapa
Ceu Popong, hanya bisa mengelus dada seraya mengaku hatinya perih sekaligus bangga dengan perpecahan yang terjadi di dalam partainya. Hal itu dikarenakan saat ini internal partainya mudah 'diobok-obok' oleh negara asing.

"Saya sebagai orang tua, selain hati saya ini sangat perih, ada kebanggaan tersendiri buat saya yang mungkin dianggap kebanggaan yang konyol dengan adanya kisruh Partai Golkar ini. Saya merasa bangga karena Golkar itu jadi salah satu kekuatan atau lembaga di Indonesia yang diperhitungkan oleh kepentingan negara luar untuk 'diawut-awut' atau diobok-obok melalui orang dalam kami sendiri," kata Popong di Jakarta, Selasa (24/3/2015).

Keperihan hati seorang Popong lantaran elit partai sebesar Partai Golkar khilaf akan tujuan utama didirikannya partai berlambang Pohon Beringin ini. Tujuan utama didirikannya Partai Golkar adalah untuk membentengi Pancasila dari gangguan hingga upaya mengganti ideologi bangsa Indonesia tersebut.

"Memangnya Golkar itu didirikan untuk apa? Yah, untuk membentengi Pancasila dari orang-orang yang ingin mengganggu Pancasila. Golkar didirikan untuk berkarya, bukan untuk berantem," ujar politisi Partai Golkar berusia 76 tahun itu.

Meskipun perih, Ceu Popong punya rasa bangga nan konyol dengan perpecahan yang terjadi di dalam tubuh partainya.

Ia meyakini pecahnya Partai Golkar karena upaya sistematis negara asing untuk mengganti ideologi negara Indonesia, yakni Pancasila, melalui 'tangan-tangan' orang dalam partai. Hal itu membuktikan Partai Golkar diperhitungkan oleh negara asing sebagai salah satu kekuatan yang harus 'dirusak'.

"Negara luar itu ingin mengganggu hingga menguasai negara kita dengan terlebih dahulu 'mengobok-obok' kekuatan yang ada di dalam negara ini," kata Ceu Popong.

Berita Rekomendasi

Menurutnya, hal itu juga dikarenakan upaya negara asing yang menguasai Indonesia melalui taktik politik belah bambu.

"Kalau saya analogikan, Indonesia itu bagaikan gadis cantik dan kaya. Siapa sih yang nggak mau dengan gadis cantik dan kaya? Semua penjuru mata angin pasti ingin mendapatkan dan menguasainya," kata Ceu Popong.

"Bagaimana agar bisa menguasainya? Yah tentu kekuatan di dalam Indonesia harus diobok-obok dulu. Artinya, dengan begitu, Golkar itu diperhitungkan sebagai suatu kekuatan yang harus diobok-obok. Golkar itu suatu lembaga politik, obok-oboknya dengan menggunakan orang-orang di dalam. Mereka akan kesulitan kalau tidak melalui orang dalam," imbuhnya.

Ceu Popong meyakini dalam waktu dekat akan ada partai politik lain yang menyusul dan bernasib sama seperti Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Golkar melalui taktik yang lebih kurang sama, yakni pecah-belah melalui orang dalam partai.

"Nanti lusa pasti ada yang diobok-obok lagi. Saya tidak akan sebut. Yang jelas, itu kepentingan 'orang luar' agar bisa menguasai negara kita," ucap Ceu Popong.

Menurutnya, upaya mengganti ideologi Pancasila guna menguasai Indonesia dari negara asing itu tidak akan berhenti kendati banyak korban seperti dialami oleh Partai Golkar.

"Menurut TNI kan upaya merusak ideologi Pancasila itu sebagai bahaya laten. Padahal, yang diinginkan mereka adalah mengganti ideologi Pancasila. Dan sampai dunia ini kiamat pun mereka nggak akan berhenti melakukan upaya itu," ujarnya.

"Sekarang penjajahan itu bukan dengan militer, tapi dengan penjajahan ekononomi, budaya dan teknologi. Makanya kami di Komisi X sedang mengupayakan Undang-undang Kebudayaan untuk menjaga kebudayaan kita karena sekarang ini globalisasi dari asing terus berjalan," imbuhnya.

Bagi Ceu Popong, rakyat dan bangsa Indonesia sendiri yang dirugikan dari konflik yang terjadi di Partai Golkar akibat upaya 'obok-obok' dari negara asing ini.

"Yang dirugikan itu yah rakyat Indonesia, bangsa Indonesia, walaupun yang hiruk-pikuk dan berantem itu sebagian dari rakyat Indonesia seperti Golkar, PPP dan mungkin ada partai lain lagi," kata Ceu Popong.

Menurutnya, hal itu sudah bisa terlihat dari tersitanya perhatian rakyat dengan adanya konflik Partai Golkar kendati saat ini ada masalah lain dari rakyat yang lebih serius.

"Sekarang warga banyak yang lupa bekerja karena nonton di depan tv menyaksikan hiruk-pikuk Golkar," kata Ceu Popong.

"Saya pernah beberapa kali ditanya sama warga, ibu-ibu, kenapa Golkar ribut terus jadi begini. Saya jawabnya, saya acungkan dua jempol. Kenapa begitu? Karena, konflik ini semua supaya rakyat lupa harga beras sekarang sudah Rp 12 ribu sekilogram, Golkar bisa buat menghibur rakyat. Mereka jadi lupa harga tiket kereta api ekonomi dinaikkan, lupa gas LPG sudah mahal dan langka, lupa harga cabai terus naik," imbuhnya. (coz)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas