JK Pastikan Belum Ada Reshuffle Kabinet
"Belum dibicarakan, inikan baru empat bulan masa sudah bicara reshuffle," ujar JK.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) yang baru berumur sekitar 4 bulan harus menghadapi fakta bahwa nilai tukar rupiah terus merosot.
Sejak 5 Maret lalu nilai tukar rupiah terhadap dollar Ameriksa Serikat (AS) menyentuh level Rp 13 ribu per dollar AS.
Hingga hari ini pun, Senin (30/3), nilai tukar rupiah masih di atas Rp 13 ribu.
Pelemahan nilai tukar rupiah telah membuat bahan kebutuhan melonjak. Pelemahan tersebut juga berkontribusi terhadap naikknya harga BBM Solar dan Premium sebesar Rp 500.
Sejak 28 Maret lalu, harga premium menjadi Rp 7.300 per liter, dan harga solar menjadi Rp 6.900 per liter.
Namun demikian Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla atau yang akrab dipanggil JK, mengatakan pemerintah hingga kini belum sama sekali berpikir untuk melakukan reshuffle atau perombakan kabinet menteri-menteri di bidang perekonomian.
"Belum dibicarakan, inikan baru empat bulan masa sudah bicara reshuffle," ujarnya.
Di pemeritahan Joko Widodo - Jusuf Kalla, harga BBM Solar dan Premium sudah beberapa kali berubah, naik maupun turun. Wapres mengatakan terus berubahnya harga BBM merupakan konsekuensi dari kebijakan pemerintah atas subsidi tetap.
Namun pemerintah sukses menghemat triliunan rupiah dari pengalihan subsidi itu.
"Mengurangi pengeluaran subsidi maka tentu untuk anggaran pembangunan lebih besar," jelasnya.
Wapres mengaku maklum bila masyarakat terutama pedagang belum terbiasa dengan hal tersebut, dan banyak yang memprotes.
Namun ia memastikan harga kebutuhan pokok tidak akan banyak terpengaruh, dan masyarakat kedepannya akan terbiasa dengan terus berubahnya harga BBM.