Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cara Mario Menyusup ke Pesawat Bisa Ditiru Teroris

Bandara secanggih Amerika Serikat saja bisa bobol, manajemen pesawatnya juga bobol

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Cara Mario Menyusup ke Pesawat Bisa Ditiru Teroris
facebook
Mario Steven Ambarita 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aksi nekad seorang pemuda Mario Steven Ambarita menyusup di ruang roda pesawat sungguh mencengangkan. Pemuda asal Rokan Hilir Riau itu sukses menjadi penumpang gelap Garuda Indonesia jurusan Pekanbaru – Jakarta yang terbang dalam ketinggian 34 ribu kaki.

"Aksi itu memang ada panduannya di internet. Mungkin Mario belajar dari website, tapi tetap butuh mental dan nyali yang kuat untuk praktek,” kata peneliti intelijen keamanan Universitas Indonesia Ridlwan Habib di Jakarta (8/4/2015).

Ridlwan menjelaskan pada 22 April 2014 seorang pemuda 16 tahun berhasil bersembunyi di roda pesawat yang terbang selama lima jam dari San Jose California ke Hawai dengan pesawat Boeing 767.

“Bandara secanggih Amerika Serikat saja bisa bobol, manajemen pesawatnya juga bobol,” kata alumni S2 Kajian Stratejik Intelijen UI tersebut.

Dari hasil penelitian Ridlwan, diketahui sejak 1947 sebanyak 105 orang berusaha terbang dengan sembunyi di ruang roda pesawat.

“Menurut data Federal Aviation Administration Civil Aerospace Medical Institute ada 94 penerbangan yang berusaha disusupi,” kata Ridlwan.

Dari 105 orang yang mencoba itu, 25 sukses, bahkan ada seorang anak berusia 9 tahun. “Keberhasilan Mario ini yang pertama dalam sejarah penerbangan Indonesia,” ujar Ridlwan.

Berita Rekomendasi

Menurut Ridlwan, hal tersebut harus diantisipasi oleh pihak pengelola bandara dan maskapai.

“Dua-duanya saya kira lalai. Bandara bisa diterobos, dan pilot atau crew tidak bisa waspada atau tidak tahu ada penyusup di ruang roda,” kata Ridlwan.

Untung saja, aksi Mario itu tidak menghalangi roda pendarat keluar dari body pesawat. “Jika stuck atau macet, akibatnya fatal sekali, pesawat harus emergency landing tanpa roda pendarat,” kata Ridlwan.

Ahli kontra terorisme ini juga mengingatkan aksi Mario bisa menjadi inspirasi kelompok teroris melakukan serangan.

“Harus segera dilakukan evaluasi menyeluruh ke sistem bandara dan prosedur tambahan sebelum take off,” kata Ridlwan.


Plot serangan teroris dengan sasaran bandara dan pesawat sebenarnya sudah diendus Densus 88 sejak pengungkapan jaringan Syaifudin Zuhri (pengebom JW Marriott) pada 2009. Saat itu, Muhammad Syahrir (tewas ditembak) adalah seorang eks teknisi maskapai penerbangan. Dia juga diduga sudah berupaya melakukan rekruitmen pada sejumlah orang yang bekerja di lingkup Bandara Soekarno Hatta.

Modus pembajakan pesawat juga pernah dilakukan kelompok Imron pada 1981. Mereka membajak pesawat Garuda dan mendaratkannya di Woyla Thailand. Aksi itu dilumpuhkan Kopassus pimpinan Sintong Panjaitan dalam sergapan tujuh menit.

“Aksi nekad Mario ini banyak memberikan pelajaran untuk aparat keamanan. Stop saling menyalahkan dan segera lakukan evaluasi dan langkah antisipasi,” kata Ridlwan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas