BNPT Sebut 22 Narapidana Terorisme Masih Anut Paham Radikal
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengaku telah melakukan sejumlah kegiatan untuk mengubah paham radikalisme pada narapidana terorisme.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengaku telah melakukan sejumlah kegiatan untuk mengubah paham radikalisme pada narapidana terorisme.
Kepala BNPT Saud Usman Nasution mengatakan terdapat 242 narapidana tindak terorisme yang mendekam di lembaga permasyarakatan.
BNPT kemudian menggelar kegiatan rehabilitasi dengan mengedepankan dialog kepada narapidana. Dialog tersebut dengan mengundang ulama berceramah dihadapan mereka.
"Sehingga nanti mereka paham dan kita harapkan bisa merubah mindset mereka sehingga tidak lagi ke radikalisme, terorisme, tapi kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya," kata Saud usai rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi III DPR, Jakarta, Rabu (8/4/2015).
Saud mengakui mengubah paham mereka memang tidak mudah dan membutuhkan proses.
Selain berdialog terkait ajara agama, Jenderal Bintang Tiga itu mengatakan pihaknya juga membantu menyiapkan mereka supaya siap bermasyarakat. Dari 242 orang, sebanyak. 22 narapidana terorisme masih menganut paham radikal.
"Memang tidak semuanya dalam penjara yang 242 ini langsung bisa berubah tapi masih ada yang radikal sekitar 22 orang lagi ini tetap kita segera kami upayakan supaya mereka rubah mindsetnya," tuturnya.
Selain narapidana, Saud mengatakan pihaknya juga berdialog dengan keluarga serta pendukung narapidana tersebut. Sebab, mereka juga potensial menjadi teroris.
"Supaya mereka paham supaya ini tidak terulang kemudian juga mereka melihat secara jelas apa dampak yang terjadi kalau mereka bergabung dengan terorisme ini," katanya.
BNPT juga memberikan perhatian terkait pekerjaan. Ia mengatakan kebanyakan dari pelaku teror tidak bekerja. Ia melihat akar permasalahan terorisme terkait, ekonomi, kesenjangan sosial serta ketidakadilan.
"Masih ada rasa dendam atau pemahaman ideologi terhadap agama itu sendiri ini yang kita coba cari solusi pemecahannya," katanya.
Sedangkan kepada masyarakat yang tak terpengaruh paham radikal, BNPT tetap mendatangkan ulama untuk berdialog. Mantan teroris juga diajak agar masyarakat tidak terpengaruh paham radikal.
"Kitaa upayakan sedemikian rupa sehingga mereka bisa paham dan tidak terpengaruh," ujar Saud.